Chereads / THE QUEEN SEOHYEONG / Chapter 11 - Page 10 : Harapan Sang Raja

Chapter 11 - Page 10 : Harapan Sang Raja

Dengan langkah sedikit tergesa, Ratu Heo dan rombongan dayangnya melangkah menuju istana utama. Ratu Heo baru saja selesai memberikan salam paginya pada kedua ibu suri saat ia mendapatkan pesan bahwa Raja Uiyang memintanya segera menghadap. Tanpa membuang waktu lagi, Sang Ratu bergegas menuju kediaman suaminya.

Selama perjalanan menuju istana utama, otak Ratu Heo sibuk memperkirakan alasan apa yang membuat suaminya secara tak terduga memanggilnya. Ratu Heo memiliki firasat bahwa pemanggilannya kali ini pasti berhubungan dengan kejadian hukuman Hong So Ui. Ratu Heo sangat yakin, suaminya akan membahas hal ini dengan dirinya. maka dari itu, Ratu Heo menguatkan hatinya apapun yang akan terjadi pada pertemuan hari ini.

Ratu Heo langsung melangkah masuk saat Kasim Han memberitahunya bahwa Raja Uiyang telah menunggunya. Sang Ratu melangkah dengan anggun hingga ia memberi salam di hadapan Raja Uiyang sebelum akhirnya duduk tepat di hadapannya.

"Anda memintaku segera menghadap kemari. Apa ada sesuatu yang penting, Jeonha?" Ratu Heo segera membuka topik pembicaraan .

Raja Uiyang tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang diajukan Ratunya tersebut. Pria berjubah merah itu kini melemparkan tatapan tajamnya pada Sang Ratu. Kemarahan menyelimuti hati Raja Uiyang saat ini. Sang Raja sangat marah dengan tindakan Ratu Heo yang menghukum Heo Kyu Bok kemarin.

"Sepertinya kau sudah tahu maksudku memintamu datang menghadapku, Jungjeon," balas Raja Uiyang dengan nada suara dingin.

"Apa tujuan Anda memanggilku kemari untuk membahas hukuman yang kuberikan pada Hong So Ui kemarin, Jeonha?" Ratu Heo mengangkat wajahnya dan menatap lurus pada wajah Raja Uiyang.

"Ah Ratuku memang seorang wanita yang cerdas," puji Raja Uiyang dengan senyuman manis di wajahnya. Tapi senyuman tersebut dengan cepat memudar tatkala mata hitamnya memperlihatkan kemarahan yang sudah ia simpan sejak semalam. "Apa maksudmu memberikan hukuman seperti itu pada Hong So Ui sementara kau jelas – jelas tahu bahwa ia tengah mengandung anakku?!"

Ratu Heo mengambil napas panjang sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan suaminya. persis seperti yang telah ia duga, suaminya memang bermaksud memarahi dirinya karena kejadian kemarin.

"Aku berusaha menegakkan kedisiplinan di naemyeongbu. Hukuman kemarin tidak akan terjadi jika Hong So Ui bisa mengontrol emosinya dengan baik. Jika Anda berpikir kemarin aku bertindak semena – mena, Anda salah besar, Jeonha. Aku sudah lebih dulu menanyai beberapa dayang istana yang melihat awal mula kejadian itu. Hingga bisa kusimpulkan bahwa Hong So Ui bersalah dalam kejadian kemarin. Mohon Anda tak perlu merasa marah lagi karena kejadian kemarin, Jeonha," jelas Ratu Heo dengan tenang. Raut wajah Ratu Heo sama sekali tak memperlihatkan emosi. Begitu datar dan juga dingin.

Raja Uiyang mendengus seraya memalingkan wajahnya sejenak. Sang Raja tak menyangka jika Ratu Heo akan memberikan jawaban seperti itu padanya. Meskipun Raja Uiyang tahu bahwa kejadian kemarin diluar kekuasaannya, tapi menghukum seorang selir yang sedang mengandung, jelas bukanlah tindakan bijak. Raja Uiyang tetap menganggap bahwa Ratu Heo telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai seorang Ratu.

"Meski So Ui memanglah objek yang bersalah dalam kejadian kemarin. Tidakkah hukuman yang kau berikan terlalu berlebihan untuknya, Jungjeon? Apa kau akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya karena hukuman yang kau berikan?" balas Raja Uiyang dengan pedas.

"Jeonha, aku yakin hukuman yang kuberikan kemarin tidak akan memberikan pengaruh buruk baik pada kesehatan Hong So Ui ataupun kandungannya. Sebagai seorang pemimpin istana dalam, aku memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memperhatikan kesehatan seluruh anggota kerajaan. Hong So Ui pun berada dalam tanggung jawabku. Jadi, aku harap Anda tak lagi merasa cemas dengan kondisi Hong So Ui."

Raja Uiyang kembali tak merasa puas dengan balasan yang diberikan Ratu Heo. Bagi Sang Raja, Ratu Heo telah melakukan kesalahan besar di matanya. Pria berjubah merah itu sangat marah. Raja Uiyang tak bisa menerima begitu saja alasan bahwa kejadian kemarin adalah tindakan pendisiplinan Sang Ratu pada seorang selir. Raja Uiyang menuntut keadilan atas kejadian kemarin.

"Aku masih tak percaya bahwa tindakan kemarin hanya sekedar tindakan pendisiplinan, Jungjeon," gumam Raja Uiyang.

Ratu Heo terkesiap mendengar gumaman suaminya. Ratu Heo mengangkat wajahnya dan kembali memberanikan diri untuk membalas tatapan tajam Raja Uiyang. Ratu Heo begitu terkejut mendapati manik hitam suaminya berkilat penuh kemarahan dan kekecewaan padanya, membuat Sang Ratu merasa terluka.

"Apa kau yakin tindakan pendisiplinan kemarin bukanlah bentuk kecemburuanmu pada Hong So Ui, Jungjeon?" tanya Raja Uiyang dengan sebuah seringai di wajahnya.

"Jeonha...." ucap Ratu Heo yang tak sanggup berkata – kata lagi.

Ratu Heo tak menyangka jika Raja Uiyang akan menganggap kejadian kemarin sebagai bukti kecemburuannya pada seorang selir kesayangan raja. Tanpa bisa dicegah, rasa marah menyelimuti hati Ratu Heo. Kedua tangannya mencengkram kuat daran chima yang ia kenakan.

"Jika para menteri mengetahui kejadian kemarin, bisa kupastikan menteri pendukung Hong So Ui akan mengajukan protes padaku. Jika sampai semua itu terjadi, aku bisa pastikan, kau bisa terjatuh dengan mudah dari singgasanamu, seperti ini," Raja Uiyang menyentil sebuah buku yang ada di depannya dan membuat buku itu jatuh ke lantai. Seringai jahat menghiasi wajah Raja Uiyang saat melihat mata Ratu Heo terbelalak dengan perumpaan yang ia gunakan.

"Aku bisa saja membuat semua itu terjadi dengan mudah, Jungjeon. Meskipun kau seorang pemimpin di keputren istana, aku masih memiliki kekuasaan yang lebih besar dibandingkan kau. Aku bisa saja menjatuhkanmu sekarang juga menggunakan alasan bahwa kau bertindak cemburu."

Ratu Heo menggigit bibir dalamnya mendengar ucapan Raja Uiyang yang sedang mengancam dirinya. cengkraman tangannya pada chimanya semakin kuat seiring dengan kemarahan yang menguasai hati Ratu Heo. Di dalam hati, Ratu Heo menertawakan keberanian Hong So Ui yang berani mengadu domba dirinya dengan Sang Raja. Wanita itu benar – benar jelmaan rubah berekor sembilan.

"Satu –satunya hal menyelamatkanmu adalah karena aku sudah berjanji padamu, Jungjeon. Berjanji bahwa kau akan tetap menduduki singgasana Ratu sementara aku bisa mendapatkan perempuan yang paling kucintai, Hong Kyu Bok. Jadi, selama aku masih menepati janji itu, kupastikan kau masih selamat," ucap Raja Uiyang seraya tersenyum pada Ratu Heo.

"Lalu, apa yang sebenarnya Anda inginkan, Jeonha? Apa yang Anda inginkan sebagai bukti aku tak memberikan hukuman kemarin atas dasar kecemburuan?" tanya Ratu Heo yang berusaha menekan emosi yang sudah memenuhi hatinya.

"Mudah sekali Jungjeon. Angkat Hong So Ui menjadi selir peringkat satu junior—

Gwi In. Mudah bukan?" balas Raja Uiyang masih dengan senyuman yang tersungging di wajahnya.

~TQS~