"Aigoo, maafkan aku Jungjeon. Aku tak bermaksud untuk berkata seperti itu di depanmu. Tolong maafkan ucapanku tadi. Aku mengatakannya semata – mata untuk menghibur Kyu Bok yang baru saja mengalami kejadian menyedihkan."
"Saya bisa mengerti maksud Anda, Jeonha. Mohon Anda tak perlu khawatir lagi jika saya akan salah paham," balas Ratu Heo sambil mencengkram kuat seuran chima yang ia kenakan.
Selir Hong tersenyum penuh arti saat melihat Ratu Heo meluapkan emosinya dengan mencengkram kuat pakaian yang dikenakannya. Rasa puas melihat Ratu Heo yang mulai jengkel, sungguh menjadi hiburan tersendiri bagi Selir Hong. Dan Selir Hong merasa sudah saatnya ia menjatuhkan tujuan utamanya dengan datang kemari.
"Jeonha, sebenarnya saya memiliki maksud dengan kedatanganku pagi ini ke paviliun Jungjeon Mama. Saya pikir, pagi ini Jungjeon Mama pasti memiliki waktu untuk mendengar permohonan atas kejadian yang menimpa saya. Tapi, karena Anda pun berada di sini, tidak ada salahnya jika saya mengatakan juga permohonan tersebut pada Anda."
Ratu Heo merasakan sesuatu yang tak nyaman mendengar ucapan Selir Hong. Iris cokelat Sang Ratu kini menatap tajam pada Selir Hong. Ratu Heo berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Selir Hong pagi ini.
"Permohonan apa yang kau inginkan, Gwi In? Jika kau memang memiliki permohonan, silakan utarakan padaku, maka aku akan mempertimbangkannya," Tandas Ratu Heo sambil menekankan bahwa dirinya adalah yang berhak mengambil keputusan sekalipun Raja Uiyang berada di ruangan bersama mereka.
Selir Hong tahu, lewat tanggapannya Ratu Heo menegaskan apapun permohonan yang diajukan Selir Hong pagi ini, maka Ratu Heo lah yang berhak memberikan keputusan. Seringai tipis kembali muncul di permukaan wajahnya yang dalam sepersekian detik berubah menjadi ekspresi sendu dan penuh penderitaan. Selir Hong secara tiba – tiba mengubah posisi duduknya dengan bersimpuh tepat di hadapan Raja Uiyang dan Ratu Heo.
"Kyu Bok-a, apa yang sebenarnya kau lakukan?" Raja Uiyang terkejut melihat Selir Hong kini bersimpuh di depannya.
"Jeonha, saya meminta untuk dilakukan penyelidikan terkait penyebab keguguran yang saya alami. Saya rasa semua ini terjadi bukan semata – mata karena musibah. Tapi, ada yang menginginkan saya mengalami hal ini."
"Ada yang menginginkan kau keguguran? Apa yang sebenarnya membuatmu berani mengambil kesimpulan seperti itu?" tanya Ratu Heo dengan nada yang begitu tenang.
"Apa yang dikatakan Jungjeon benar. Kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu, Kyu Bok-a? Bukankah para tabib mengatakan jika kau memang kekurangan nutrisi dan pola tidur yang tak...."
"Maaf jika saya terkesan tak sopan karena memotong ucapan Anda, Jeonha. Memang benar, selama kehamilan ini saya mengalami kekurangan nutrisi juga kesulitan tidur. Tapi, semua itu bisa dapat diatasi dengan meminum beberapa tonik racikan tabib. Hanya saja, beberapa minggu sebelum kejadian buruk yang saya alami, saya merasakan sesuatu yang aneh pada tonik milik saya."
Selir Hong menjeda ucapan dan mengangkat sedikit wajahnya untuk memperhatikan ekspresi yang tergambar di wajah Raja Uiyang dan Ratu Heo. rasa senang kembali menyusupi hati tatkala melihat keterkejutan serta bingung yang menghiasi wajah Raja Uiyang. Sementara Ratu Heo malah menatapnya dengan tatapan dingin.
"Rasa tonik yang saya minum sebelum kejadian itu terjadi, terasa berbeda dari biasanya. Hingga kejadian naas itu terjadi, saya kehilangan bayi yang berharga. Di tengah rasa sedih yang melanda, saya secara diam – diam meminta seorang dayang meminta salinan resep tonik. Dan saya mendapatkan sesuatu yang mencengangkan,Jeonha."
"Apa yang kau dapatkan dari semua itu, Kyu Bok? Katakan padaku semuanya."
Masih dengan posisinya yang duduk bersimpuh, Selir Hong mulai menjalankan skenario drama yang sudah ia susun sebaik mungkin. Selir Hong terisak sedih seraya mengeluarkan secarik kertas dari balik danguinya. Perlahan, tangannya meletakkan secarik kertas tersebut tepat di depannya.
"Ada seseorang yang sengaja mengubah resep tonik saya. Karena itu, tolong adakan penyelidikan untuk mencari tahu siapa yang patut disalahkan atas kejadian mengerikan yang menimpa saya. saya memohon pada Anda, Jeonha."
~TQS~
Setengah jam kemudian, Selir Hong keluar dari ruang pribadi Ratu Heo dengan wajah bersimbah airmata. Wajah cantik Selir Hong memperlihatkan kesedihan dan penderitaan yang besar telah menimpa dirinya. Bahkan, Selir Hong sampai harus dipapah dayang pribadinya, Jung sanggung.
Tetapi, semua sandiwara itu berakhir kala Selir Hong dan rombongan dayangnya, keluar dari area paviliun Ratu Heo. Selir Hong melepas genggaman tangan Dayang Jung. Wanita itu kembali menegakkan tubuhnya dan berbalik menatap ke arah bangunan paviliun Ratu Heo.
"Jungjeon Mama, permainan kita baru saja dimulai. Aku harap Anda bisa menikmati semua permainan yang kusajikan ini," gumamnya sambil menyeringai penuh tekad kuat.
Puas memperhatikan paviliun yang sebentar lagi akan menjadi miliknya, Selir Hong membalikkan tubuhnya dan berniat untuk segera kembali ke kediamannya untuk menyusun rencana selanjutnya. tapi, langkah selir yang termashur kecantikannya itu terhenti ketika iris gelapnya menemukan seorang pejabat istana muda tengah menatap sendu bangunan yang tadi menjadi perhatian Selir Hong.
Selama beberapa detik, Selir Hong tak beranjak dari tempatnya berdiri dan malah sibuk memperhatikan lelaki yang berdiri beberapa meter darinya. Entah kenapa, Selir Hong seolah dapat merasakan rasa sedih yang diperlihatkan lelaki tersebut. Hingga teguran halus dari Dayang Jung, membuat Selir Hong kembali pada realita.
"Gwi In Mama, sebaiknya Anda segera kembali ke paviliun Anda. Jika Anda berada di luar terlalu lama seperti ini, akan menimbulkan kecurigaan dari Jungjeon Mama."
Selir Hong berdeham pelan yang kemudian mengangguk dan melanjutkan langkah kembali ke paviliun miliknya. Sepanjang jalan menuju kediamannya, Selir Hong tak bisa memungkiri jika ia menaruh rasa penasaran pada lelaki yang tadi tak sengaja ia lihat tengah memandangi paviliun Istana Tengah dengan wajah sendu. Di dalam hatinya, ada perasaan menggelitik yang aneh yang tengah dirasakan Selir Hong pada lelaki tak dikenal tersebut.
~TQS~
Suasana pagiku hari ini yang awalnya sangat baik karena mendapat kunjungan dari Jeonha, secara cepat berubah karena kehadiran tak terduga darinya. Ya, Selir Hong secara tak terduga pagi ini datang menemuiku dengan tujuan memberikan salam pagi padaku. Setelah dua hari sebelumnya ia beralasan tak datang karena masih dalam kondisi pemulihan setelah kejadian naas yang menimpanya. Keguguran.
Entah kenapa, intuisiku merasakan adanya unsur kesengajaan yang dilakukan wanita rubah itu melalui kunjungan pagi hari ini. Aku sama sekali tak merasa cemburu karena ia sudah menganggu waktu berhargaku bersama Jeonha. Hanya saja, aku yakin bahwa Selir Hong datang berkunjung pagi ini untuk menuduh secara acak pelaku dari peristiwa naas yang menimpanya.
Aku bukan tak merasa bersimpati atas Selir Hong yang telah kehilangan bayi yang sangat ia sayangi itu. Jika pun aku berada di posisinya, aku pun akan melakukan hal yang sama. Aku hanya tak habis pikir, dari sekian banyak orang yang bisa saja mendoakan peristiwa naas itu untuknya, ia selalu mengarahkan pedangnya terlebih dulu padaku. Tak peduli jika saat ini posisiku yang sedang mengandung pasti akan jauh lebih kuat darinya.
Meski aku sangat meyakini bayi yang ada dalam kandunganku pasti akan melindungiku apa pun yang terjadi, aku tak bisa menampik kasih sayang Jeonha yang begitu besar pada Selir Hong. Dengan kasih sayang seperti itu, ia pasti akan merasa jumawa, bahkan bisa melakukan apa saja. Aku hanya berharap Langit bisa melindungiku serta putra dalam kandunganku. Menghadapi wanita rubah seperti Selir Hong, jelas bukan hal yang mudah terlebih dengan adanya bayi dalam kandunganku ini. Aku entah kenapa merasa yakin, jika Selir Hong tidak hanya menginginkan takhtaku tapi kali ini ia pun menginginkan bayi yang ada dalam kandunganku.
~TQS~