Disepanjang jalan menuju sekolah pun masih sama. Nara masih berperang dengan pikirannya sendiri. Dan Rayhan pun masih bingung harus memulai semuanya dari mana.
Cowok itu hanya sesekali melirik kekasihnya. Tadi saat masih dirumah gadis itu, Nara juga lebih banyak bungkam. Hanya Mamanya yang menawari makanan untuk Rayhan.
Dan sekarang sudah hampir sampai disekolah, Nara tetap bertahan pada pendiriannya. Diam.
Sesampainya disekolah, saat Nara ingin membuka pintu mobil, Rayhan langsung menguncinya dengan cepat.
Hal itu membuat Nara menghela napas. Dia kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi mobil.
"Nara," panggil Rayhan dengan suara lembutnya.
Nara menoleh ke arah Rayhan. "Kenapa?" Tanyanya.
"Kamu yang kenapa?" Balas Rayhan bertanya kembali.
"Aku gapapa. Emangnya aku kenapa?"
"Kamu diem aja terus. Kalo aku ada salah bilang dong, jangan kebiasaan diem aja. Aku ga bisa baca pikiran kamu." Kata Rayhan.