Lintang melangkah mendekati Sari. Bayi perempuan yang cantik juga ada di sampingnya, nampak sangat sehat. Tersenyum kepada bayi tersebut dan menatapnya dengan penuh kasih.
"Sari? Kamu, kenapa?" tanya Lintang lirih.
Hati Lintang memang mudah tersentuh setelah kematian ibunya. Bahkan ia meneteskan air mata ketika melihat kondisi Sari saat itu. "Kamu, kurus sekali, Sari," lanjutnya.
"Maafkan__" ucapan Sari terpotong.
"Stt ... tenang. Kamu yang tenang, ya. Simpan tenagamu baik-baik," Lintang menyentuh kepala dan menggenggam tangan Sari.
"Kenapa, kamu menangis?" suara Sari terdengar lemah.
"Aku teringat akan Ibuku. Aku juga sangat merindukan ibuku. Apakah kamu merasa ... sakit?" sahut Lintang.
Sari menggelengkan kepala. Kemudian, dia mencurahkan semua beban hidupnya kepada Lintang hari itu. Apa yang di lakukan selama ini, semua juga beralasan. Dia mengakui kesalahannya, namun tidak dengan dirinya yang mencelakai, Bela.