"Nak, makan dulu, yuk. Ini Ibu sudah buatin kamu sarapan,"
Ibunya Devan sungguh baik memperlakukan Nia seperti putri kandungnya sendiri. Sebenarnya Nia sama trauma dengan sentuhan seorang perempuan karena tindakan dari sahabatnya itu yang sungguh keterlaluan. Tapi karena ibunya Devan menyentuh Nia dengan sentuhan lembutnya, membuat Nia tidak takut kepada ibunya Devan.
"Apapun yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Ibu tidak tahu bagaimana perasaan kamu saat ini. Jadi Ibu tidak ingin meminta kamu untuk kuat dan tabah. Tapi jika kamu butuh pelukan dari seorang ibu, Ibu bersedia dengan ikhlas memberi pelukan itu kepada kamu, Sayang," tutur Ibunya Devan.
"Kamu adalah kesayangannya Devan. Apa yang disayangi Devan, Ibu juga sangat menyayanginya. Kamu cepat pulih ya, nak, supaya bisa kembali beraktifitas seperti biasanya lagi," lanjut ibunya Devan.