Chereads / Kultivasi Naga / Chapter 4 - Menjadi Kultivator

Chapter 4 - Menjadi Kultivator

Perjalanan ke hutan mati membutuhkan waktu selama seminggu, jadi selama seminggu itu juga Lin Chen hanya berada di atas gagak hitam, perasaan Lin Chen sangat sedih, ingin rasanya dia berteriak dan melepaskan semua rasa sakit nya, tapi saat ini dia bersama 3 tetua klan yang tidak menyukai dirinya.

"Semoga kamu selamat di hutan mati sampah," ucap tetua Feng merendahkan Lin Chen.

Lin Chen tidak menjawab ucapan tetua Feng itu, sebab dia sudah terbiasa dengan kata sampah, sehingga Lin Chen tampak cuek saja, sementara tetua Feng merasa geram karena dicuekin Lin Chen.

"Hei sampah? apa kamu sudah tuli hah?" bentak tetua Feng.

"Maaf tetua, aku sedang tidak ingin banyak bicara," balas Lin Chen dingin.

Tetua Feng yang mendengar ucapan Lin Chen pun semakin marah, tapi segera dihentikan oleh tetua Dong.

"Sudahlah tetua Feng! sebentar lagi sampah ini sudah tidak kita lihat, jadi biarkan saja dia, mungkin dia sedang memikirkan nasibnya yang akan menjadi santapan hewan buas disana," ucap tetua Dong.

akhirnya tetua Feng pun diam dan tidak mengganggu Lin Chen lagi, meski begitu, tetua Feng masih merasa kesal, sebab dicuekin oleh anak kecil.

Seminggu kemudian, menjelang pagi, akhirnya mereka sampai di bagian luar hutan mati, tetua Feng pun menyuruh gagak hitam untuk mendarat di bagian luar hutan mati, karena jika mereka sampai masuk kedalam, maka kematian akan menjemput mereka.

Whush..

Gagak hitam melesat turun dan mendarat di bagian luar hutan mati, lalu tetua Feng melempar Lin Chen begitu saja dari atas punggung gagak hitam, kemudian dia menyuruh gagak hitam kembali terbang, sebab dia merasakan beberapa aura hewan buas yang tidak jauh dari mereka.

Whush..

Gagak hitam kembali melayang ke atas dan membawa tetua Feng, tetua Fang serta tetua Dong, lalu dia kembali mengarah ke klan Lin.

Sementara itu, Lin Chen yang dilempar begitu saja pun meringis kesakitan, sebab sewaktu dilempar, kedua lutut Lin Chen yang lebih dulu membentur tanah, sehingga kedua lututnya terasa sakit.

"Aku akan membalas pada kalian semua." teriak Lin Chen menggema di bagian luar hutan mati.

Beberapa saat kemudian, Lin Chen merasa sudah lebih baik, lalu dia berdiri dan melihat disekitarnya, dia bingung harus kemana, karena semua yang dilihatnya adalah hutan, sementara dia tidak tahu mana arah ke kota dan mana arah ke hutan mati.

Lin Chen tampak berpikir sebentar, sebab dia tidak tahu arah mana yang harus dia lewati, tidak berselang lama, Lin Chen memutuskan untuk pergi ke arah selatan, lalu dia mulai melangkahkan kakinya ke hutan yang berada di selatan.

Lin Chen terus berjalan ke arah selatan dengan perasaan was was, sebab dia khawatir jika hutan yang dia masuki itu adalah hutan mati, sehingga membuatnya sangat waspada.

Dua jam kemudian, Lin Chen mendengar suara lolongan sekelompok serigala angin yang terus bersahutan tidak jauh di belakang nya, dengan cepat, Lin Chen berlari kedalam hutan itu, yang tidak lain adalah hutan mati.

Sekelompok serigala angin itu mencium aura Lin Chen, sehingga mereka melolong untuk memanggil teman mereka yang lain untuk melakukan pengejaran, karena serigala angin sering berburu terpisah, jika ada mangsa, barulah mereka melolong dan memanggil teman mereka.

Lin Chen terus berlari kedalam hutan mati, dia bingung harus bagaimana selain berlari, sementara itu, sekelompok serigala angin juga terus mengejarnya, jarak mereka semakin dekat, itu semua karena serigala angin memiliki kecepatan angin.

Dengan sekuat tenaga, Lin Chen terus berlari membelah hutan mati, dia tidak memikirkan apa yang akan ditemuinya didepan, yang terpenting bagi Lin Chen adalah dapat meloloskan diri dari kejaran sekelompok serigala angin yang terus mengejarnya.

Menjelang siang, Lin Chen sudah sangat kelelahan, dia berlari pun sudah tampak seperti suka sama tidak, tapi tetap saja Lin Chen terus berlari dengan sisa sisa kekuatan nya.

3 jam kemudian, Lin Chen terjebak dengan jurang yang ada di depan nya, jurang itu bahkan tidak terlihat dasarnya, kemungkinan jurang itu sangat dalam, sehingga dasar nya saja tidak dapat dilihat dari atas.

Saat ini Lin Chen bingung harus berlari kemana, karena selain ada jurang didepan, dibelakang nya sekelompok serigala yang berjumlah lebih dari 10 ekor itu sudah bersiap untuk menerkam nya.

"Apa aku akan berakhir disini?" ucap Lin Chen putus asa.

"Geeeerr, Geeeerr, Geeeerr,"

Suara sekelompok serigala angin yang sudah tidak sabaran ingin menerkam Lin Chen, lalu mereka mulai mendekati Lin Chen yang sudah tidak bisa lari itu.

Dengan menutup mata, Lin Chen melompat kedalam jurang itu, Lin Chen lebih memilih mati dengan melompat kedalam jurang, daripada harus menjadi mangsa sekelompok serigala angin, Lin Chen sudah membayangkan rasa sakit yang akan dia rasakan jika tubuhnya dikoyak oleh sekelompok serigala angin.

Lin Chen melompat kedalam jurang yang tidak terlihat dasar nya itu sudah lebih dari 4 jam, tapi belum juga dia sampai di dasar jurang, apalagi semakin dalam, jurang itu semakin gelap, hal itu menimbulkan rasa takut tersendiri untuk Lin Chen.

Keesokan harinya, Lin Chen masih belum juga sampai di dasar jurang, hal itu membuat Lin Chen menjadi bingung dan bertanya-tanya seberapa dalam jurang itu, karena sudah lebih dari 16 jam dia melompat kedalam jurang, tapi belum juga mencapai dasar jurang.

Menjelang siang, Lin Chen dapat melihat cahaya dari dasar jurang, hal itu membuat Lin Chen mengerutkan keningnya, sebab dasar jurang yang sangat dalam itu justru sangat terang dilihat dari atas.

Tidak lama kemudian.

Booooomm.

Tubuh Lin Chen terjatuh kedalam sebuah kolam berwarna emas, tubuh Lin Chen masuk hingga jauh kedalam kolam emas itu, karena sering melatih kekuatan fisik dan pernapasan, sehingga Lin Chen tidak kesulitan bernafas di dalam kolam emas itu.

Setelah kakinya menyentuh lantai kolam, Lin Chen lalu menekan dasar kolam dan naik keatas, tidak berselang lama, Lin Chen berhasil naik ke permukaan kolam, lalu dia berenang ke sebuah goa yang berada tidak jauh dari nya.

Setelah Lin Chen mencapai goa dan ingin membuka bajunya untuk dikeringkan, tiba tiba lautan Qi di dantian Lin Chen melonjak hebat, hal itu membuat Lin Chen merasakan kesakitan yang sangat.

Segera Lin Chen duduk mengambil sikap lotus untuk mengendalikan lautan Qi yang melonjak hebat itu.

Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm Booooomm

Terjadi ledakan teredam sebanyak 18 kali dari dalam tubuh Lin Chen, ledakan itu terjadi karena dantian Lin Chen sudah terbuka dan meningkatkan kekuatan nya dengan sangat pesat.

Kekuatan Lin Chen melonjak hingga ke ranah pejuang perak bintang 9, setelah kekuatan nya meningkat pesat, tubuh Lin Chen merasakan sakit yang sangat, Lin Chen sampai berguling guling di dalam goa.

"Aaaaaaarrg Aaaaaaarrg Aaaaaaarrg,"

Teriakan Lin Chen menggema di dasar jurang yang sangat dalam itu, Lin Chen juga sampai mengeluarkan darah dari hidung dan juga dari mulut nya.

"Aaaaaaarrg Aaaaaaarrg Aaaaaaarrg,"

Teriakan demi teriakan terus terdengar dari mulut Lin Chen, dan suaranya terdengar diseluruh dasar jurang, hal itu mengganggu seorang pria sepuh yang sedang berkultivasi, pria sepuh itu pun membuka mata dan menghentikan kultivasi nya.

"Apa aku salah dengar?" ucap pria sepuh itu bertanya tanya pada dirinya sendiri.

Pria sepuh itu bertanya tanya pada diri sendiri karena tadi dia mendengar suara teriakan Lin Chen, tapi tiba tiba suara itu tidak terdengar lagi, sehingga membuat nya bingung, apakah itu beneran suara orang atau hanya ilusi saja.

Lalu pria sepuh itu kembali menutup mata dan melanjutkan kultivasi nya, pria sepuh itu sebenarnya hanyalah jiwa seekor naga yang tersisa, sementara jasad nya ada di goa yang lain, jiwa naga itu berkultivasi untuk memperbesar jiwa nya, karena jika jiwa nya semakin besar, maka dia akan lebih cepat bereinkarnasi.

Ditempat lain.

Lin Chen sudah tidak merasakan sakit lagi, saat ini Lin Chen sedang menyerap energi spiritual untuk menstabilkan pondasi kultivasi nya yang sangat kacau itu.

Lin Chen merasa kesakitan karena pondasi kultivasi nya sangat kacau, sehingga membuatnya kesakitan dan melukai tubuhnya, itulah kenapa Lin Chen sampai mengeluarkan darah dari mulut maupun hidung.

Sore harinya, Lin Chen membuka mata dan menghentikan kultivasi nya, sebab dia merasakan jika pondasi kultivasi nya sudah stabil, sehingga Lin Chen memutuskan untuk membuka mata.

Lalu Lin Chen melepaskan pakaian nya yang basah dan sangat kotor itu dan menggantinya dengan pakaian yang baru, untung nya Lin Chen memiliki cincin penyimpanan, sehingga sebelum dia dibawa ke hutan mati, Lin Chen memasukkan semua pakaian nya kedalam cincin penyimpanan.

Selesai mengganti pakaian, Lin Chen kembali duduk dan mengingat semua yang dialaminya tadi, tiba tiba dia merasa tubuhnya sangat ringan seperti kapas.

"Apa aku sudah bisa berkultivasi? apa aku sudah menjadi kultivator?" ucap Lin Chen sambil mengayunkan tangannya kesana kemari.

"Benar, aku sudah bisa berkultivasi, aku sudah menjadi kultivator," ucap senang Lin Chen, sebab dia dapat merasakan ada kekuatan ketika dia mengayunkan tangan nya.

"Baiklah, aku akan berkultivasi dan menyerap energi spiritual yang sangat padat ini, aku akan menyusuri seluruh dasar jurang ini besok pagi." ucap lanjut Lin Chen, lalu dia kembali duduk dan berkultivasi menyerap energi spiritual.

Keesokan harinya, Lin Chen membuka mata dan menghentikan kultivasi nya, lalu dia berdiri dan keluar goa, seperti rencana nya kemarin, Lin Chen ingin menjelajahi dasar jurang itu.

Tapi ketika Lin Chen melihat danau emas, Lin Chen mengingat kejadian kemarin, dimana dia mengalami peningkatan kekuatan yang sangat pesat, bahkan dantian yang selama ini dikatakan tidak dapat menyimpan lautan Qi, seketika dantian nya itu seperti di tembus oleh kekuatan yang berasal dari danau emas itu.

"Apa danau emas ini memiliki kekuatan? aura nya sangat kuat, aku akan sering sering berkultivasi di danau emas ini untuk meningkatkan kekuatan ku." ucap Lin Chen yang sedang memandang danau emas di depan nya.