Chereads / Terjebak Cinta / Chapter 2 - Berubah

Chapter 2 - Berubah

Sudah bertahun-tahun semenjak kepergian Mery Cristian berubah menjadi orang yang tidak banyak bicara, dan kasar kadang ia juga suka bertengkar dengan pedagang- pedagang lain di tempat sekitar ia berjualan.

Semenjak kepergian Mery yang meninggal kan ia sejak tujuh belas tahun lamanya Cristian ini hidup dengan seorang putri yang cantik nan rupawan, ia membesarkan putrinya dengan sendiri tanpa ada sosok pendamping wanita di hidupnya, karena ia yang begitu sangat begitu mencintai mendiang istrinya itu.

Akan tetapi perlakuan Cristian kepada anaknya itu tidaklah layak seperti orangtua-orangtua lainnya. Ia sangat kasar kepada anaknya itu bahkan selalu memukuli dan memarahi putrinya itu tanpa sebab.

Melihat dirinya di pantulan cermin besar. Ia tampak sempurna malam ini. Make up yang nampak natural dan dress berwana crem yang senada dengan warna sepatunya membuat ia hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Ia adalah Miranda.

Di suatu hari bertempat di sebuah kota terpencil hidup seorang gadis, yang bernama Miranda ia gadis yang begitu amat rupawan dirinya yang cantik dan menawan berkulit putih berbadan ramping seperti putri kerajaan.

Akan tetapi ia bukanlah dari keluarga bangsawan ia merupakan anak dari seorang penjual buah di kota. Ia tinggal berdua bersama ayahnya, Ibunya yang sudah meninggal dan meninggalkan ia sedari kecil pun membuat ia hanya hidup berdua dengan ayahnya. Dan ia tidak punya teman bahkan saudara. Ia hanya mengenal ya itu satu ayahnya saja.

Nasib Miranda ini tidaklah seberuntung anak-anak lainnya hidup Miranda hanya di penuhi dengan kekerasan dari ayahnya bahkan ia tidak pernah mendapat kan kasih sayang sedikit pun dari ayahnya.

Miranda ini anak yang pendiam dan tidak banyak bicara, wajahnya yang sangat cantik akan tetapi tidak secantik nasibnya. Ia selalu di siksa oleh ayahnya ia selalu di salahkan karena menjadi penyebab Ibunya yang meninggal.

"Miranda... Pagil ayahnya dari mana saja kamu dari tadi ayah panggil bukannya segera datang malah diam saja. Memang anak tidak berguna kamu." Ucap ayah Miranda.

Miranda hanya terdiam mendengar semua ucapan yang terlontar dari ayahnya itu. Miranda pun berkata dengan suara terbata-bata "Em em em iya ayah ada apa."

Ayah Miranda pun dengan entengnya melayangkan tangannya itu di pipi anaknya. "Prakkk." suara tamparan yang mendarat di pipi Miranda. Itu pun sontak membuat Miranda kaget pasalnya ia tidak tahu apa kesalahannya sehingga ayahnya menamparnya.

Sontak Miranda pun bertanya kepada ayahnya "kenapa ayah menampar diriku." Ayah Miranda pun hanya tertawa-tawa kecil sambil menggoyangkan tubuhnya, Miranda pun mencium dari aroma tubuh ayahnya bahwa ayahnya itu sedang mabuk.

Tak lama kemudian ayah Miranda pun mendorong Miranda dengan kasar lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Miranda yang hanya bisa pasrah dengan perlakuan dari ayahnya pun hanya diam dan ini bukan pertama kalinya ia di tampar oleh ayahnya.

Miranda pun hanya menangis dan tertawa kecil meratapi nasibnya yang begitu mengenaskan.

Hari-hari Miranda di penuhi dengan penyiksaan dari ayahnya ia di pukuli oleh ayahnya dan di jual kepada lelaki berhidung Belang untuk sekedar menemani minum-minum saja. Miranda yang mempunyai wajah cantik dan tubuh seksi pun menjadi salah satu aset untuk ayahnya.

Hari-hari Miranda di geluti oleh kebiasaan buruk sedari kecil ia sudah di perlakukan tidak baik dan tidak pantas oleh ayahnya. Miranda juga tidak di sekolahkan hingga lulus, padahal Miranda ini terbilang anak yang sangat pintar, ayah Miranda sengaja tidak menyekolahkan anaknya itu sampai lulus karena bagi ayahnya tanpa Mira sekolah pun ia sudah bisa menghasilkan uang dari kecantikannya.

Malam itu malam yang tidak nampak istimewa baginya sebab di malam itu adalah hari di mana ia berulang tahun yang ke dua puluh tahun. Selama itu pun ibunya ya itu Mery telah meninggalkannya sedari kecil.

Miranda yang kala itu sedang menangis di tepi tempat tidurnya hanya bisa menatap foto dari mendiang ibunya sambil menangis dan mentap foto ibunya. Miranda pun berkata "Bu, kenapa ibu meninggalkan ku seperti ini, ayah tidak sayang kepadaku Bu, kalau memang Ibu sayang kepadaku kenapa Ibu meninggalkan ku seperti ini, ayah sangat kasar kepadaku bahkan ia juga tidak sayang kepadaku." Ucap Miranda sambil menangis.

Hingga ke esokan harinya ketika pagi pun tiba Cristian ayah dari Miranda ini telah terbangun dari mabuknya ia sontak memanggi-manggil nama Miranda dan hingga ketiga kalinya ia memanggil lagi nama anaknya itu tidaklah ada sahutan dari Miranda.

Ayahnya pun segera menghampiri kamar putrinya itu dan taklama kemudian ia membuka pintu kamar Miranda dan menatapi anaknya yang tengah tertidur pulas sambil memeluk sebingkai foto di dadanya.

Ayah Miranda pun tersenyum sinis meliahat anaknya yang tengah tertidur seperti ada maksud lain dan benar sekali ayah Miranda kembali meninggalkan kamar itu dan segera bergegas pergi ke dapur.

Setibanya ayah Miranda di dapur ia segera mengambil satu botol minuman berakohol. Ayah Mira yang kala itu pergi dari dapur sambil membawa sebotol minuman dan segera kembali ke kamar putrinya itu.

Hingga tiba Cristian kembali ke kamarnya Putrinya itu, Cristian lalu mendekati putrinya itu dan menyiram Miranda dengan air yang ada di tangannya. sambil berteriak memanggil nama putrinya itu.

"Hey Mirandaaa, hey kamu anak pembawa sial bangun kamu." Ucap Cristian ayah Miranda.

Miranda pun langsung terbangun ketika ayahnya itu menyiramnya dengan sebotol minuman yang berakohol. Miranda pun hanya terdiam menatap ayahnya itu dan sesekali Miranda menatap foto dari mendiang ibunya itu.

Lalu ayah Miranda pun tersadar bahwa putrinya itu tengah mememandangi foto mendiang Mery yaitu istrinya yang begitu sangat ia cintai. Lalu Cristian pun dengan kasarnya merebut bingkai foto Yang ada di tangan Miranda hingga Miranda pu di buat diam tak berkedip sedikit pun.

Lalu ketika foto itu sudah berada di tangan Cristian pun, Cristian kembali lagi menatap wajah putrinya itu dan dengan kasarnya ia berteriak ke Miranda "Kenapa kau masih terdiam di sini cepat pergi buatkan diriku sarapan yang enak." Ucap ayah kepada Miranda.

Miranda pun segera bergegas pergi dari kamarnya dan meninggalkan ayahnya itu. Setibanya di dapur Miranda pun menangis ia yang meratapi hidupnya yang penuh dengan kebencian dari ayahnya dan kekerasan. Ia pun sudah tidak sanggup lagi. Akan tetapi Miranda ini begitu sangat Menyayangi ayahnya karena cuma ayahnya yang dia miliki di dunia ini.

Kala itu di kamar Miranda masih ada Cristian yang sedang memegangi foto mendiang istrinya itu tanpa di sadari air mata Cristian menetes karena melihat mendiang foto Mery yang begitu amat cantik.

Cristian pun berkata "Aku sungguh sangat mencintai mu, kenapa kamu begitu tega meninggalkan ku sendiri seperti ini. Kamu tau setiap aku melihat Anak itu aku selalu terbayang-bayang ketika kamu pergi untuk selama-lamanya dan meninggalkan ku sendiri seperti sekarang ini." Ucap Cristian.