Felix masih saja berdiam diri dengan posisi bersandar di atas ranjang, tak dapat melakukan apa-apa karena luka di perutnya masih begitu rentan, bahkan dia hanya boleh memakan makanan lembut sejenis bubur. Pria itu tidak sendiri di atas ranjang, melainkan bersama putrinya yang bersandar di sampingnya sambil memainkan ponselnya.
"Sayang, apa aku boleh menemui mama?" tanya Patricia yang baru datang dari arah kamar mandi.
"Terserah kamu," jawab Felix datar.
Patricia menghela napas, merasa kecewa dengan sikap Felix namun tidak berani protes karena sikap itu didasari alasan yang kuat, alasan khawatir jika dia akan kembali membantu ibunya melakukan kejahatan.
"Aku datang menemuinya karena dia ibuku, aku ingin melihat kondisinya. Aku juga perlu menegaskan padanya bahwa aku tidak akan bisa dan tidak akan ingin membantunya lagi," ucapnya.
"Itu juga terserah kamu. Aku tidak akan melarang karena kamu bisa menilai mana yang baik dan buruk. Aku tidak akan mengekang kamu," sahut Felix.