Saat jam 10.00 malam, akhirnya Nathan tiba di mansion orang tuanya. Pria itu berjalan memasuki rumah dengan diikuti oleh temannya, langsung disambut oleh ibunya yang langsung memeluknya.
"Akhirnya kamu kembali," ucap Diana dengan sendu memeluk Nathan dengan sedikit berjinjit karena putranya itu jauh lebih tinggi darinya.
Nathan tersenyum tipis sambil mengusap-usap punggung ibunya.
Diana melepas pelukannya lalu menatap Nathan yang terlihat sehat bugar dengan tubuh yang semakin kekar. Dia memegang lengan putranya itu lalu mendongak menatap wajahnya yang terlihat agak kurang rapi karena brewoknya yang tebal.
"Apa selama kamu pergi, kamu tidak pernah mencukur brewokmu?" tanyanya.
"Tidak, Ma. Aku malas mencukur di sana tidak tersedia pisau cukur," jawab Nathan.
"Nyonya, dia berbohong," timpal Mike yang duduk di sofa. "Sebenarnya saya sudah menyediakan pisau cukur untuk dia tapi dia memang malas untuk mencekur biar waktunya sampai tebal hampir seperti Santa Claus," lanjutnya.