Sekitar jam 03.00 sore, Aurora datang memasuki kamar Casey yang sejak tadi mengurung diri di kamar. Gadis yang mengenakan celana pendek berwarna putih dipadu dengan atasan abu-abu dan menjepit rambutnya sembarang jadi itupun agak terkejut saat melihat bosnya sedang duduk di atas ranjang sambil menangis.
"Casey, kenapa kamu menangis?" tanyanya sambil menghampiri Casey.
Casey segera mengusap air matanya dengan menggunakan telapak tangannya.
Aurora duduk di tepi ranjang, menatap khawatir pada Casey. "Kenapa kamu menangis? Apa ada masalah ... Apa ada yang menyakiti kamu lagi?"
Casey mengusap air matanya lagi kemudian berkata, "aku hanya merasa lelah karena aku seperti selalu salah langkah dan seperti selalu memposisikan diriku dalam situasi buruk. Aku seperti selalu kesulitan karena ulahku sendiri karena keinginanku sendiri."
"Ya Tuhan, kamu tidak boleh berpikir begitu," seru Aurora dengan iba.
"Tapi itulah kenyataannya."