Chereads / THE LOST PRINCE OF LARKIN / Chapter 28 - Kerja Sama

Chapter 28 - Kerja Sama

Leith masih mengambil ancang-ancang jika tiba-tiba Dugald menyerangnya. Sambil mendengus, mahluk menyeramkan tersebut menatap pemuda gimbal dengan seksama.

"Apa kau serius dengan ucapanmu?"

"Ten, tentu saja. Aku berkata begitu karena ku lihat kau sendiri pun tidak suka berada di dalam kekuasaan Ratu Malvolia," seloroh Leith dengan perasaan sedikit lega.

"Masalahnya, aku sudah terikat dengan tanda kutukan. Dan kau tahu sendiri bukan? Bagaimana kejamnya Ratu itu? Meskipun sekarang, Ratu selalu menghabiskan waktunya bersama Raja di istana Kerajaan Aileen, tetap saja jika aku keluar dari tempat ini maka dengan sendirinya tubuhku akan terbakar. Apa kau bisa mengerti itu? Lagipula, bagi kalian kaum Partha selalu menganggap Ogard sebagai ancaman. Itulah sebabnya aku membenci kalian semua."

"Itu pikiran yang terlalu berlebihan, bahkan di Moana tempatku berasal semua kaum dianggap sama seperti saudara," komentar Leith bersungguh-sungguh.

"Halah! Kau pasti sedang membodohiku lagi dengan mengatakan semua itu bukan?"

"Tidak, aku mengucapkan kebenaran."

"Lantas, mengapa kau berkhianat pada kaummu sendiri? Aku memang sedikit bodoh, tapi saat Lucos berkelakar tentang kalung ajaib milik seorang pemuda, aku mendengarnya mengatakan jika kekuatan dari benda tersebut sangat istimewa. Bisa menghancurkan segala tanda kutukan, mungkin jika aku memilikinya aku pun bisa melepaskan diri dari Ratu."

Leith termangu mendengar ocehan mahluk bernama Dugald dihadapannya. Dari balik penjara bawah tanah itu, mata Leith memandang dengan lekat. "Meskipun tampangnya menyeramkan, dari ucapannya aku yakin mahluk itu ingin keluar juga dari tempat ini. Apa dia mau aku ajak kerja sama?" pikir Leith dalam benaknya.

"Hei, jika aku bisa keluar dari tempat ini. Aku janji akan segera membawa sahabatku untuk menghancurkan tanda kutukan itu."

Dugald menoleh, lantas berjalan lagi ke arah Leith. Hentakkan kakinya membuat dinding gua bergetar. "Kau itu sebenarnya berpihak pada siapa? Mana ada sahabat yang menikam dari belakang? Aku tahu, kau ditahan oleh Lucos karena gagal mengambil kalung tersebut. Aku memang tidak punya kekuatan untuk berpindah tempat seperti Lucos, tapi setiap dia melapor pada Ratu aku ada disampingnya."

"Sial! Kenapa mahluk jelek itu malah menghakimiku," dengus Leith dalam hati. Namun, pemuda berambut gimbal tersebut tidak patah arang. Dia kembali mencoba meyakinkan Dugald agar mau bekerja sama dengannya.

"Keadaanku tidak jauh berbeda denganmu, aku juga terpaksa menuruti perintah Ratu. Karena dia telah menahan kedua orang tuaku. Jujur saja, aku tidak bisa kehilangan mereka."

"Hei, pemuda gimbal. Apa kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu? Jika aku bisa keluarkan kau dari sini, kau akan segera membawa pemuda itu untuk membebaskanku?" Dugald bertanya.

"Kenapa kau ragu?"

"Karena orang sepertimu mungkin suatu saat akan berkhianat juga jika dalam keadaan terpaksa."

Leith menghela nafas berat ke udara, "Jika, kau tidak percaya ya sudahlah. Tidak ada gunanya berdebat. Ngomong-ngomong, kenapa kau dan temanmu itu sangat berbeda penampakannya dengan kaum Ogard yang aku dengar? Apa kau tahu, bahkan Ogard dianggap sudah punah karena sejak kutukan itu menimpa semesta Aileen tidak ada yang melihat mahluk seperti kalian berkeliaran di wilayah manapun."

"Itulah salah satu alasan kenapa Ratu menyembunyikan kami. Soal sudah punah atau tidak, aku juga tidak tahu wahai pemuda gimbal. Kalaupun masih ada, kami terlihat tidak normal karena efek kutukan itu. Aku akui, meskipun aku ini kurang begitu pandai atau memiliki kekuatan seperti Lucos, namun aku bisa merasakan penderitaan yang dialami oleh hampir setiap mahluk di Aileen ini."

"Tak ku sangka ternyata kau memiliki hati yang lembut dibalik penampilan serammu itu," decit Leith tulus.

"Hahahaha! Perkataanmu sangat menyentuh. Apa kau tahu, sebenarnya aku hanya berkelakar saja jika aku sangat menginginkan daging Partha agar terlihat menyeramkan. Hahahaha!"

Suara tawa dari Dugald menggema, terlihat barisan giginya yang runcing dan besar. Leith hanya tersenyum kecut mendengar celotehan mahluk dihadapannya.

"Semua pasti punya sisi lain yang ingin disembunyikan dari dunia luar, Sobat. Tidak semua hal yang terlihat itu nyata, karena yang paling bisa kau percaya itu adalah kejujuran hatimu sendiri."

"Hahahaha! Aku setuju dengan ucapanmu. Tunggu! Apa kau tadi memanggilku Sobat?"

Leith mengangguk, "Kenapa? Apa kau tidak pernah dipanggil sobat sebelumnya?"

Mendengar pertanyaan dari Leith, sorot mata Dugald menyiratkan kesedihan. Hati Leith bergetar melihat pemandangan tidak biasa dihadapannya. Sungguh jauh berbeda dari stigma yang menyebutkan bahwa Ogard adalah mahluk buas dan mengerikan. Mungkin iya secara penampilan fisik menyeramkan, namun Leith kini bisa melihat sisi lain yang berkebalikan dengan stigma tersebut.

"Kami Ogard, sejak dahulu selalu besebrangan dengan kaum lainnya terutama Partha. Sebelum semesta Aileen kacau balau, kami terbiasa mengucilkan diri dari dunia luar. Tetapi kami hidup damai. Mungkin memang ada beberapa yang jahat, aku sendiri tidak tahu apa aku ini jahat atau baik. Aku hanya melindungi diri sendiri dari setiap ancaman."

"Guruku pernah berkata, jika pada awalnya semua mahluk itu berasal dari sumber yang sama. Jadi, yang bisa membedakan hanyalah perbuatan mereka," ucap Leith teringat pada Zarrar.

"Kurasa kau benar. Hei, siapa namamu?"

"Leith, panggil saja aku Leith. Dan kau pasti Dugald kan? Aku mendengar temanmu memanggil kau dengan sebutan itu."

"Hahahaha! Aku memang Dugald. Baiklah Leith, aku sekarang percaya padamu. Tunggulah sampai bulan purnama, biasanya Lucos akan pergi menemui Ratu untuk bertatap muka secara langsung dengannya dan menerima titah selanjutnya. Aku akan mencari celah, agar bisa mengeluarkanmu dari sini. Tapi, aku hanya bingung bagaimana caranya agar aku tidak dihukum. Aku tidak mau mati konyol hanya karena menolongmu!" Dugald berkata.

Mendengar ucapan itu, Leith terdiam sejenak mencoba berpikir agar mahluk tersebut bisa tetap hidup sambil menunggu bantuan tiba meskipun telah membantunya.

"Ini cukup sulit, Sobat. Lebih lagi temanmu itu punya kemampuan luar biasa." Leith berkata, lantas dia merenung kembali. Begitupun dengan Dugald, mahluk berbulu tersebut menggaruk-garuk kepalanya yang agak botak.

"Aku tahu!" Leith ucapkan suara membuat Dugald terperanjat karena dia juga ikut berpikir.

"Katakan! Apa kau punya caranya?"

"Kita bisa bersandiwara, seakan-akan aku telah menghajarmu! Jadi, saat temanmu itu tahu aku kabur dia menyangka bahwa aku telah melakukan perlawanan. Bagaimana?"

"Hahahaha! Itu konyol, kau menghajarku? Hahahaha! Apa kau itu bodoh atau bagaimana? Aku ini Ogard tidak mungkin mudah kau tumbangkan dengan mudah. Hahahaha!!!"

Leith mendengus mendengar ledekan Dugald, "Aku tahu itu, ini kan hanya sandiwara saja. Lalu, apa kau punya cara lain?"

Dugald hentikan tawanya, dia menggelengkan kepala. Lantas berpikir sejenak. "Baiklah, aku setuju!"

Leith menghela nafas lega, "Dasar mahluk payah! Tapi sudahlah, yang penting dia mau membantuku keluar dari tempat ini. Hanya saja, apa nanti kedua orang tuaku akan baik-baik saja jika aku kabur dari sini aku takut mereka akan menyakiti ayah dan ibu."

Leith tiba-tiba saja terdiam saat teringat kedua orang tuanya, namun di satu sisi tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri selain bekerja sama dengan Dugald.