Chereads / THE LOST PRINCE OF LARKIN / Chapter 30 - Sahabat Sejati

Chapter 30 - Sahabat Sejati

"BIRK! Kaukah itu?"

Birk menoleh ke arah sumber suara yang berteriak, matanya yang cekung terbelalak karena melihat sosok pemuda bermata biru kehijauan dan berambut keemasan yang dikenalnya.

"Larkin? Apa itu benar-benar kau? Apa aku tidak salah melihat?"

"Tentu saja, aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tunggu! Diam di tempatmu! Jika kau benar-benar Birk, bisakah kau meyakinkanku? Maaf bukannya apa-apa, belakangan banyak sekali penyusup yang ingin mencelakakanku." Larkin berucap saat Birk hendak melangkah maju ke arahnya.

"Sial sekali kau, Larkin! Bukan hanya tidak bisa mengenali sahabatmu sendiri tapi kau agak gemuk sekarang. Hahahaha! Bagus ya! Aku sekarat di ruang penjara bawah tanah, dan kau malah enak-enakan di tempat ini. Sahabat macam apa kau ini? Huh! Bukannya menyelamatkanku!" maki Birk mendelik.

"Bukan begitu maksudku, Birk. Ini ... hanya untuk meyakinkan saja. Lagipula bagaimana bisa kau meloloskan diri dari para penjahat itu?"

"Oh, bukan hanya badanmu yang bertambah besar ya! Apa sekarang kepalamu pun ikut membesar. Cih! Baiklah, dari mana aku memulainya? Atau apa aku harus menceritakan bagaimana aku sempat menyentuh benda berhara dibalik celana kumalmu itu ketika kita berada di ruangan rahasia?"

Seketika wajah Larkin memerah. Mana mungkin dia melupakan kejadian konyol itu. Saat sedang mencari petunjuk pembunuh Myrtle mereka berdua tidak sengaja menemukan ruangan rahasia yang ditinggalkan Myrtle. Karena gelap dan pengap, tangan Birk tidak sengaja menyentuh bagian sensitif milik Larkin.

"Hahahaha! Apa kau masih meragukanku?" Birk puas tertawa saat melihat raut wajah Larkin yang tersipu.

"Sialan kau Birk! Ah, kau memang sahabatku. Kemarilah!" Larkin bergerak hendak merangkul Birk.

BUKKK!!! BUKKKK!!! BUUKKK!!!

Bukannya membalas rangkulan Larkin, namun tiga pukulan mendarat di perut Larkin. Meskipun tubuh Larkin terlihat sangat kurus namun kekesalan di hati Birk membuatnya bisa melancarkan pukulan dengan cukup kencang.

"Kenapa malah memukulku?!!!"

"Huh! Rasakan itu! Pukulan pertama karena kau tidak segera menyelamatkanku dan membiarkanku hampir sekarat betulan, pukulan kedua karena kau sudah meragukan sahabatmu sendiri dan yang ketiga karena kau curang enak-enakan di tempat ini sampai perutmu buncit sedangkan aku kelaparan disana!" Birk menyilangkan kedua lengan di dada sambil memalingkan muka.

"Ayolah! Kau sendiri tahu mahluk bernama Efitra itu tiba-tiba saja menyeretmu ke dalam tanah. Dan siapa bilang aku bersenang-senang di tempat ini, lebih tepatnya aku terjebak dan terpaksa mengikuti Wiedza bersama bocah-bocah ingusan," decit Larkin meringis.

"Mengikuti apa? Apa itu semacam makanan yang membuatmu sekarang bulat?"

"Sudahlah nanti ku jelaskan, biar aku ajak kau bertemu dengan yang lainnya." Larkin mengakhiri perdebatan dan melangkah duluan.

Sementara Birk mau tidak mau mengikuti dari belakang, masih memasang wajah kesal. Namun dalam hatinya, pemuda kurus itu senang karena sudah bertemu dengan sahabatnya. Lebih lagi Larkin dalam keadaan selamat, hal tersebut membuatnya lega. Namun, baru beberapa langkah, kaki mereka terpaksa tertahan karena dihadapannya sudah berdiri Elred dan Zarrad dengan beberaoa pasukan yang siap menyerang.

"Itu dia penyusupnya Tuan Zarrar! Orang itu menyamar dan mengaku-aku sebagai sahabatnya Larkin." Elred berteriak.

Larkin seketika terperanjat, demikian juga dengan Birk mendapatkan sambutan yang tidak diinginkan. Tetapi Larkin tidak bisa menyalahkan Elred sepenuhnya, jika bocah itu langsung melapor pada Zarrar mengingat keamanan Moana akhir-akhir ini diserang oleh penyusup.

"Apa ini sambutan dari Moana? Harap kalian ketahui, Leithlah yang sudah mengirimkan aku ke sini," balas Birk mendelik.

"Kau bertemu dengan Leith? Benarkah?"

Pertanyaan Larkin seakan mewakili isi kepala dari semua orang. Birk mengangguk lantas menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Leith, dan pemuda gimbal itulah yang menolongnya agar bisa keluar dari penjara Malvolia.

"Begini Tuan Zarrar, awalnya aku pun menyangsikan apakah dia benar-benar Birk atau penyusup yang menyamar. Namun aku sudah memastikannya kalau dia itu adalah Birk, sahabat lamaku. Kami terpisah dan apa yang dia ceritakan betul adanya," jelas Larkin mencoba mendinginkan suasana.

"Bagaimana kau menyajikannya Larkin? Kau tahu sendiri mereka sangat ahli menyamar?" Elred ikut membuka suara dengan sikap penuh waspada.

"Jangan sampai aku ceritakan pada mereka tentang hal memalukan yang hanya aku dan kau mengetahuinya," bisik Birk mengancam membuat Larkin gugup.

"Ada beberapa hal yang hanya aku dan Birk tahu, jadi kalian tidak usah meragukannya."

"Hal macam apakah itu?"

"Ya, ceritakan pada kami! Kami tidak ingin mengambil resiko!" Salah seorang prajurit berkata dengan tombak yang siap meluncur.

"Sepertinya aku tidak diterima disini," dengus Birk ingin membalikkan badannya.

Disaat yang sama Xena muncul, mata Birk berbinar saat melihat sosok yang dia kenal.

"Xena? Wah! Kau juga semakin bulat berada disini? Apa tempat ini punya banyak makanan? Sayang sekali aku tidak bisa diterima dengan baik," seru Birk.

"Sialan kau Birk! Kau tidak berubah! Tuan Zarrar dia memang Birk, sahabatnya Larkin. Aku yang menjaminnya," ujar Xena.

"Baiklah, kau yang menjaminnya. Pasukan mundur!" Zarrar memberi perintah seketika beberapa prajurit lengkap dengan senjata tombak runcing di tangan mundur meninggalkan tempat itu.

Sementara Elred masih mengawasi dari jauh, meskipun memilih meninggalkan Larkin dan kedua sahabatnya.

"Kau pasti lapar, ayo ke pondokku!" ajak Larkin.

"Xena, kau tidak ikut dengan kami?"

"Terima kasih Birk atas tawarannya, tapi aku masih harus berjaga."

"Ah, kau memang gadis yang baik. Maaf sudah meledekmu tadi, aku hanya rindu menggodamu. Hahaha!"

Xena hanya bisa menggelengkan kepalanya, dan melihat kedua sahabat lama itu berjalan beriringan.

"Entah bagaimana caranya Birk bisa meloloskan diri, tapi baguslah pekerjaanku bertambah ringan sekarang." Xena berucap lalu dia kembali bergabung dengan prajurit yang lain.

***

"Jadi, kau adalah putra dari Raja Arryn? Ini gila! Tak bisa kupercaya! Sudah kubilang kau itu misterius Larkin, tidak mungkin Myrtle melahirkanmu."

"Sssttt!!! Jangan keras-keras! Bahkan dinding pun bisa me dengar disini, ada banyak bahaya yang mengancam." Larkin mengerakkan telunjuk pada bibirnya.

"Kau bilang di Moana tempat teraman untuk saat ini," bisik Birk mulai merendahkan nada suara.

"Memang benar, tetapi buktinya penyusup masih saja berkeliaran. Sudah, habiskan saja dulu makananmu. Kau pasti lapar, Birk."

Tanpa disuruh, Birk tidak melewatkan hidangan yang sudah ada di depan matanya itu. Meskipun bentuknya aneh dan baru dia temui, namun rasa lapar membuat Birk tidak mau memusingkannya. Begitu juga saat Larkin menceritakan tentang jati dirinya, Birk masih sangat penasaran.

Sementara Larkin hanya bisa memandangi sahabatnya dengan tatapan iba penuh rasa bersalah.

"Aku senang kau kembali, Birk. Kau tidak tahu, bagaimana beratnya hari-hari yang aku lalui. Tapi sudahlah, nanti saja kita sambung lagi ceritanya, yang terpenting kau sudah selamat." Larkin berkata.

Birk hanya bisa anggukan kepala sebagai jawaban, karena mulutnya saat ini sedang penuh mengunyah makanan..