Anxel sempat berpikir, untuk mengajak Andin datang ke acara makan malam dengan keluarga besarnya, memperkenalkannya layaknya seorang calon istri. Meski, terpaksa. Pengalamannya dulu menikah dengan Amira, seakan terulang kembali, dengan paksaan yang sama, tapi alasan berbeda.
"Bagaimana kalau ini malah merusak acara nanti malam, papa pasti marah besar," gumamnya.
"Acara apa, Mas?" Andin muncul tiba-tiba. Membuat Anxel terkejut.
"Kamu! Bagaimana bisa ada di kantor saya! Siapa yang memperbolehkan kamu masuk ke sini!"
"Aku ngaku kalau saudara kamu, dan kita sudah ada janji sebelumnya. Lagian kenapa sih, ke kantor calon suami sendiri emang gak boleh?" Dengan seenaknya dia duduk di sofa panjang, tanpa ada rasa malu.
"Jangan bicara apapun di sini! Sekarang kamu keluar dari ruangan saya, keluar!" bentak Anxel penuh emosi.
"Kalau aku gak mau? Jangan lupa ya, kamu yang sudah bunuh suami aku!"
"Keluar atau aku panggil satpam untuk menyeret kamu?"