"Aku mau jadi yang kedua." Wanita itu nekat, tak memberikan Anxel pilihan sama sekali.
"Maaf, aku tidak bisa." Anxel menolaknya.
"Kalau begitu, jangan harapkan kata maaf dariku!"
"Lelaki tak punya hati, yang membiarkan seorang janda terlantar, setelah merebut nyawa suaminya." Ucapan itu begitu menyayat hati Anxel.
Wanita itu bangkit dari duduknya, hendak masuk ke dalam, tapi tertahan oleh Anxel.
"Baik, aku bakalan turuti kemauan kamu. Tapi, beri aku waktu," ucapnya.
Senyum puas Andin, kini muncul. Apalagi, setelah dia mengetahui, Anxel adalah lelaki kaya, seorang pengusaha muda.
"Keputusan yang bagus, jadi kapan kamu bawa aku ke rumah?"
"Tidak sekarang."
Wanita itu mirip sekali dengan seorang penggoda. Sebelum dirinya semakin kesal, lebih baik Anxel segera pergi dari tempat itu. Lelaki itu tengah mengendarai mobil, tapi pikirannya tak fokus.
"Bagaimana cara aku bicara dengan Amira. Pasti dia sangat terluka dengan semua ini," gumamnya.