Kini dia berdiri di depan sebuah toko, yang seolah menjadi sandaran hidup, selama dia berada dalam lingkup kesusahan. Sedih rasanya, harus meninggalkan tempat ini, Anxel sudah terlanjur nyaman berada di sana.
"Anxel, kamu tumben pagi sekali datangnya? Kenapa gak pakai seragam kayak biasanya?" Bosnya baru saja keluar dari dalam toko.
"Anxel, kenapa kamu diam saja? Ada masalah lagi sama keluarga kamu?"
Bukannya menjawab, lelaki itu langsung memeluk erat sang bos.
"Kamu kenapa aneh sekali, kayak mau pergi jauh saja." Bosnya melepas pelukan karena merasa ada yang janggal pagi ini.
"Saya ucapkan terima kasih banyak, atas kebaikan dan kemerahan hati Bapak selama ini," ucapnya.
"Iya, saya sudah sering mendengar ucapan itu." Bosnya malah ngajak bercanda, tanpa tahu maksud utama Anxel.
"Saya mau pamit Pak, mungkin ini hari terakhir saya, bekerja di sini tapi, saya janji bakalan sering berkunjung," lanjutnya.