"Mereka akan datang pukul tujuh nanti," ucap mertuanya yang sibuk merapikan makanan di atas meja.
"Pagi banget, padahal kita harus ke rumah sakit. Anxel kayaknya gak bisa kalau di atas jam tujuh," jawab Amira ikut membantu.
"Begini saja, kalian berdua yang pergi, biar Lyra nanti urusan Mama." Sepertinya tak ada pilihan lain. Amira mengambil tas miliknya, menemui sang suami yang tengah menyisir rambut di dalam kamar.
Sesuatu tersembunyi di balik punggung Anxel. Lelaki itu melihat Amira, cemberut saat duduk di atas ranjang.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Gak tahu, mood lagi kurang baik, mungkin karena kelelahan aja," jawabnya.
"Tebak, ada apa di balik tanganku ini?"
Dua tangannya, digenggam erat sendiri.
"Jangan bercanda deh, mendingan kamu cepet siap-siap," jawab Amira.
"Beneran Amira, ini bukan candaan. Kalau gak, kamu langsung pilih aja, kanan atau kiri?"
Sontak pikiran Amira mengatakan kanan lebih baik.
"Lihat apa ini?"
"Tiket berlibur ke kebun strawberry?"
