"Sayang, jangan nangis terus dong, papa kamu lagi urus biayanya, sebentar lagi dia balik, kamu tenang ya," ucap Amira.
"Anxel ke mana sih, lama banget, apa dia lagi ada masalah ya," gumamnya.
"Aku harus susul dia."
Anxel berdiri di depan sebuah rumah, yang tak lain adalah kediaman bosnya di tempat kerja. Ingin mengetuk pintu, tapi dia ragu. Rasanya tak sopan, baru menjadi pegawai baru, sudah meminjam uang kepada bosnya. Anxel hendak mengurungkan niatnya, dan berusaha mencari biaya dengan cara lain yang akan dia pikirkan lagi nanti. Selangkah pergi, lelaki itu mendengar suara panggilan yang membuatnya kembali menoleh.
Bosnya sudah muncul dari balik pintu, memandanginya.
"Kamu ngapain malam-malam ke rumah saya, Anxel? Kalau mau bicara masalah kerjaan besok saja tidak apa-apa, ini waktunya istirahat," ujar sang bos.
"Iya Bos ...." Wajahnya sudah bisa ditebak, sedang ada beban berat yang dia pikul.
"Apa ada masalah? Cerita saja sama saya, silahkan duduk."