"Ini silahkan diminum ...."
Tanpa rasa curiga sedikitpun, Amira meneguk minumannya. Dalam sekejap, dia berkali-kali menguap akhirnya tertidur. Rupanya, Gerald sudah memasukkan obat tidur.
"Cantik, saya tak peduli mau kamu istri orang. Terpenting saya bisa mendapatkanmu," gumamnya membelai rambut milik Amira.
Keberadaan Anxel kini, ada di ruang cctv jalanan yang Amira lalui. Dia lihat mobilnya menuju ke arah sebuah apartemen mewah di tengah kota. Mencurigai hal itu, Anxel langsung menancap gas, perasaannya sudah tidak enak, dia yakin Gerald punya niat tidak baik.
"Kamar atas nama Gerald."
"Maaf Pak, ini privasi, kami tidak boleh membocorkannya ke sembarang orang," tolak petugas itu.
"Saya saudara jauhnya, dia sudah mengijinkan saya, ini kalau tidak percaya." Untung saja Anxel punya ide cerdik, memalsukan riwayat chatnya, tidak tahu saja itu adalah nomor gandanya sendiri.
"Baiklah, kamarnya ada di nomor ...."