Ketika acara sudah selesai. Barulah semua masuk ke kamar masing-masing. Kebetulan untuk kali ini, kamar Juna dipindah menjadi ke lantai atas. Meski tidak sebelahan tepat dengan kamar Amira, tapi mereka melewati arah yang sama.
Terdengar suara tangisan seorang bayi, yang membuat Amira harus bergegas naik ke atas. Bibinya sudah lebih dulu ada di sana, langka Amira tetap diikuti oleh sang suami dari arah belakang.
"Oh iya, aku baru ingat. Bayi kalian sudah lahir, ya?" tanya Juna seolah sudah pergi, puluhan tahun lamanya dan dengan mudah melupakan semuanya yang terjadi.
"Kamu ini bagaimana Juna, iyalah sudah lahir, kamu juga sudah tahu bukannya?" sahut Amira mengembalikan pertanyaannya.
"Biasa, daya ingatnya itu habis digunakan hanya untuk mengingat nama Diana saja," sindir Anxel.
Untuk saat ini, entah mengapa Juna paling tidak bisa jika ada orang yang membahas perihal mantan kekasihnya secara tiba-tiba. Hingga dia menatap Anxel, seolah ingin memulai perkelahian dengannya.