"Memang iya?"
"Kamu lupa kalau temanmu ini, punya kekuatan untuk melihat yang seperti itu? Amira, berapa lama kita menjadi sahabat, dan kamu baru tahu?"
Perkataan Dion, semakin ke mana-mana jika diteruskan. Amira sedang malas menanggapi, dan memilih untuk mengiyakan saja.
"Aku percaya Dion, lain waktu kamu bisa tunjukkan kekuatan ini kepadaku, tapi gak sekarang, ya? Karena Mama sedang sakit, jadi aku minta kamu cepat bawa bubur itu ke sini, mengerti?" Pertanyaan yang harusnya terlihat biasa saja, tapi dengan nada yang lebih ditekankan jika terdengar pada telinga lelaki itu.
"Galak banget kamu, iya ini aku jalan sekarang!" balasnya dengan nada yang sama, menurutnya agar seimbang apa yang wanita itu berikan kepadanya.