Pagi hari.
Nara sudah siap dengan tas miliknya, wanita itu juga sudah membeli bunga yang dia dapat dari salah satu pasar meski letaknya cukup jauh dari kontrakan yang sekarang. Tapi, wanita itu nekat, bangun lebih awal untuk mendapatkannya, demi datang ke makam sang ibu. Menaiki angkutan umum, karena letak makamnya yang cukup jauh di desa. Nara memang bukan asli orang sini, kedatangannya ke kota ini, hanya untuk mencari kerja guna membahagiakan ibunya, tapi itu dulu, sekarang apapun yang dia lakukan hanya bisa dinikmati oleh dirinya sendiri.
Setelah lama menunggu di halte depan, tidak ada angkutan yang didapatkan olehnya. Nara masih setia duduk, menyendiri sembari melihat jam tangan miliknya berkali-kali.
"Aku bisa terlambat jika seperti ini, padahal rencananya aku mau datang ke kantor Tuan Anxel," kesalnya.