"Tunggu!"
"Kamu lagi?"
"Baiklah, jika kamu memang bukan Dion yang aku kenal sejak dulu. Setidaknya, ijinkan aku tahu di mana tempat tinggal dan siapa keluargamu yang sekarang," jawab Anxel meminta.
"Tidak semua orang, boleh mengetahui tentang identitas diriku!" tegasnya.
Lelaki itu berusaha untuk terus pergi, tapi Anxel selalu menghadang di depannya.
"Jangan bertindak seenaknya, ada banyak satpam di sini!"
Mendengar ancaman itu, Anxel pun lebih memilih untuk menghindar. Kondisinya belum kembali seperti semula, dan dia juga tidak mau mencari masalah di lingkungan baru.
"Apa kamu berhasil sayang?" tanya Amira saat sang suami memasuki kamar mereka.
"Kali ini belum, tapi kamu tidak boleh khawatir. Tadi, aku sudah meminta kepada Papa Wisnu, untuk membelikan ponsel yang baru. Tunggu sebentar, aku akan memakainya untuk menghubungi anak buahku," tutur Anxel membuat Amira tenang meski hanya sedikit saja.
"Aku hanya cemas dengan istrinya Dion. Kenapa tadi dia hanya sendiri?"