"Kamu?"
"Sorry, saya tidak tahu. Soalnya, aneh saja istri seorang Tuan Anxel, berpakaian sangat sederhana. Bahkan, karyawan dan sekertaris jauh lebih ..., bagus penampilannya." Wanita itu tak hentinya merendahkan Amira.
"Lebih bagus atau lebih ketat? Sampai menunjukkan lekuk tubuhnya kepada setiap orang cuma untuk cari perhatian? Kecantikan saya, hanya untuk suami, bukan orang lain. Terserah kalau kamu mau mengatakan apa, yang jelas saya tidak peduli." Sebelum bangkit, Amira sempat melanjutkan kembali perkataannya.
"Terima kasih, karena sudah menolong Anxel. Saya harap setelah ini, hubungan kita tidak berlanjut."
Wanita itu menatap Amira dengan tajam.
"Tuan Anxel, kenapa bisa menikahi perempuan seperti itu. Sungguh tak punya etika," ucapnya selepas Amira menjauh darinya.