"Anxel, bangunlah ...." Wajahnya mendapat belaian hangat, dari Amira.
Seorang lelaki dengan kumis tipis, wajah tampak tegas dan galak, keluar dari rumah mewah tersebut. Melihat kejadian yang membuatnya sangat marah, lelaki itu langsung mengutus semua anak buahnya untuk menangkap Amira.
"Pergilah, keselamatan kamu penting!"
Lelaki itu memang mengakui, bahwa dirinya belum sepenuhnya ingat. Tapi, ketulusan yang terlihat pada diri Amira, membuatnya semakin yakin bahwa wanita yang ada di depannya adalah orang yang sangat baik, dan berhati mulia.
"Aku akan menghadang mereka, pergilah!!"
"Tapi, Anxel ...."
"Pergi!" bentaknya membuat air mata tak bisa ditahan kembali.
Wanita itu mengambil dua buah sepatunya yang berceceran, lantas berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkan diri. Ketika para anak buah ingin mengejar, Anxel pun berdiri di depan mereka semua.
"Mau jadi pengkhianat, kamu?"
"Dia tidak bersalah!"