"Jadi, ini foto kembaranku," batinnya mengelus batu nisan yang berhadapan dengannya kini. Betabur bunga, dan sebuah bingkai foto yang menandakan makam itu milik Anxel, kini sudah dia lihat.
"Dia sangat tampan, karena wajahnya terawat, berbeda denganku," gumamnya.
Amira ikut berjongkok. Dia merapikan beberapa kerikil kecil yang berpindah tempat, karena hujan yang menguyur siang tadi.
"Eh, mau ngapain?" Amira sampai melepas jaket yang dikenakan hendak ditutupkan ke atas makam sang suami.
"Kasihan Anxel kedinginan."
Mereka menepuk jidatnya masing-masing.
"Kotor nanti baju kamu, di dalam Anxel sudah tidak merasakan dingin, dia sudah ke atas sana bahagia di sisi Tuhan," tutur Andra.
"Iya Amira, di dalam itu hanya ada jasad Anxel saja," sahut Juna.
Alarm yang Amira buat sudah berbunyi yang menandakan bahwa dirinya harus segera pergi dari tempat tersebut.
Di rumah Amira.
"Biar aku pulang sendiri saja," ujar Andra.