"Ini kenapa pada ngumpul, memang tempat jaga kalian sama? Bukannya kamu harusnya ada di gerbang samping?" Amira baru saja datang, wanita itu tentu tahu, di mana tugas-tugas para pekerja di rumah suaminya.
"Non Amira, kami lagi ...."
"Kembali ke tempat kerja kalian, ini belum jam istirahat soalnya. Untung yang lihat aku, kalau papa bisa-bisa kalian langsung dipecat," cetusnya.
Mereka semua ingin memberitahu kepada Amira tentang apa yang dilihat di dalam sana, agar wanita itu tidak terkejut. Tapi, Amira sudah lebih dulu masuk seperti tergesa-gesa.
"Pagi Ma, Pa, maaf ya Amira telat ...."
DEG!!
Seolah dunianya berhenti. Jantung Amira sudah tak terkendalikan lagi, melihat sosok sang suami yang dia pikir hanya ada dalam bayang-bayangnya kini menjadi sangat nyata. Semua orang belum sempat berucap, Amira main memeluknya begitu tulus dan sangat rapat. Dion sendiri sampai menepuk jidatnya, karena merasa malu jika ada di posisi Amira saat ini.