Malam hari.
"Kami pamit pulang dulu, ya, Mira." Ketiga orang sahabatnya, sudah lebih dulu meninggalkan dirinya ketimbang yang lain, karena mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing.
"Mama juga mau pulang sayang, kamu yang kuat, jangan menangis lagi. Ada banyak orang yang menyayangi kamu, Mama pasti ke sini setiap hari untuk melihat kamu." Mertuanya mengusap air mata yang menetes di pipi Amira.
"Cantik-cantik masa sedih, gak boleh ya, nanti kalau Anxel juga sedih di sana gimana?"
"Iya, Ma."
"Nah, gitu dong, Amira wanita yang sangat hebat. Jaga diri kamu." Wanita itu datang bersama suaminya.
Alex pun, sangat terpukul akan hal ini. Namun, sebagai lelaki sejati, dia tak akan menunjukkan sisi gelapnya di depan semua orang.
"Hati-hati, sayang." Tangannya menangkap Luna yang hampir tersandung batu di depan rumah itu.
"Anak kita, Mas," lirihnya saat dibantu berjalan menuju ke mobil.
"Iya sayang, ayo masuk dulu."
Di dalam rumah.