"Amira! Kenapa kamu selalu membuat saya risau kayak gini!!"
Lelaki itu kembali masuk ke dalam rumah kepala desa, untuk memastikan soal ini.
Brakk!!
Saat dia masuk, lelaki itu melihat Rangga menendang kursi yang ada di depannya, membuat piring yang ada di atasnya pun pecah, dan nasi berceceran di lantai ruangan tersebut.
Anak buah Anxel, rupanya mulai kewalahan mengurus lelaki itu.
"Aku gak bakalan kabur, untuk apa diikat seperti ini?"
"Ucapan lelaki sepertimu memang bisa dipercaya?" sindir Anxel.
"Dengar baik-baik ya, perlakuan kayak gini, malah buat kamu terlihat curang. Di luar sana pasti kamu berlatih sangat keras, sedangkan aku hanya dikurung dengan tenaga yang pas-pasan. Kamu pikir aku gak tahu niat terselubung kamu ini?"