"Kita pulang saja yuk, kembali ke hotel, apa gak takut masuk angin?" ajak Anxel.
"Lihat mama, dia seneng banget lari-larian gitu kayak kembali muda," tunjuk Amira.
"Sayang, kita kembali saja," rengeknya.
"Sebentar lagi Anxel, kita lihat Juna itu, sok-sokan banget coba pakai papan seluncur, emangnya bisa?"
Begitu lelaki itu terjungkal, Amira langsung menertawakannya. Setelah banyak ujian hidup yang dialami, ini adalah pertama kali, Anxel mengamati tawa Amira lepas begitu saja.
"Andai aku gak lagi sakit, pasti udah terhibur Amira. Kalau Juna masih kalah jauh, di mana bakar buat orang ketawa, cuma kebetulan aja itu," ejeknya dalam hati.
"Sayang, aku ngidam pengen naik kayak Juna, boleh gak?"
"Gak! Aku lagi sakit kayak gini, nanti gak bisa jagain kamu," cegahnya.
"Gak usah, aku bisa jaga diri sendiri sayang, boleh ya?" pintanya.
Dari kejauhan, Juna melihat Amira berlutut di hadapan suaminya.
"Diana, aku ke sana bentar ya, kamu lanjut main pasir dulu," pamitnya.