"Khawatir juga sama Anxel, aku lihat keluar saja kali ya, takutnya malah jatuh gak ada yang tahu," gumamnya.
Amira melihat kedua orang tuanya justru tengah berduaan di teras.
"Kalian ngapain di sini?"
"Loh, kenapa jadi kamu sayang? Mana Anxel?" Wisnu mencarinya, karena sedari tadi dia memejamkan mata, seolah membacakan mantra yang bisa mendukung sulapnya.
"Ini kalian pada gak lihat Mas Anxel?"
Keduanya menggeleng, mamanya juga terlalu lalai karena memperhatikan apa yang Wisnu lakukan sejak tadi.
"Tadi ada di samping Mama, cuma udah pergi," jelasnya.
"Iya, pergi ke mananya itu loh, Ma?"
Mamanya mengangkat kedua bahu. Amira perhatikan tak mungkin jika lelaki itu ada di luar. Pagar rumahnya pun, masih tertutup dengan rapat.
"Ke mana kamu sayang. Biasanya kalau sedang ada masalah, Anxel selalu lari keluar rumah. Ini tidak, apa dia ada di dalam?"
"Kopi. Dia pasti ada di dapur." Amira segera menuju ke sana.