"Anxel! Perhatikan jalanmu," tegur Amira.
"Benar dugaan kita, ada yang melakukan perjalanan selain kita di sini."
"Siapapun itu, kita harus berterima kasih, karena dia sekarang kita bisa melewati ini dengan mudah," gumam Amira mengikatnya akar pohon yang tersisa.
"Amira menunduk!!" Anxel melihat seekor ular besar, menuju ke arah mereka dari atas pohon.
Lelaki itu mencoba mengusirnya dengan kayu, sayangnya usaha yang dilakukan tak membuahkan hasil. Ranting itu patah, bersamaan dengan Anxel yang terhempas karena serangan dari ekor ular tersebut.
"Sakit!" pekiknya.
"Amira, sembunyi. Lari!!" Perintahnya yang terkapar tak bisa bangun karena kehabisan tenaga.
Tak ada waktu lagi, kaki Amira terkilir. Ular tersebut semakin mendekat ke arahnya, hanya bisa mundur itupun dengan irama yang sangat lambat.
Wanita itu memejamkan mata.
"Kalaupun aku harus mati, setidaknya aku tak melihat betapa mengenaskan cara ini. Anxel, bahagia selalu di dunia ini, tanpaku."
Bughh!!