"Awas!" Saat Anxel menyahut tubuh Amira, wanita itu langsung pingsan.
Suaminya menepuk-nepuk pipi wanita itu, memberinya minum.
"Ini bukan Amira, dia pasti kemasukan sesuatu."
"Sekarang kita terjebak di sini, aku rasa ada yang bergeser tadi dan semua jalan tertutup," ucap Diana setelah kembali memeriksa beberapa lorong di sekitarnya.
"Bagaimana cara kita keluar, kalau rute saja tidak tahu," keluh Juna.
"Kita harus bisa naik ke sana, tapi ini adalah dinding yang licin, mustahil untuk mencapai atas," ucap Anxel.
Juna menyendiri di pojok, duduk merenung memikirkan sesuatu. Dia tidak bisa membiarkan mereka semua mati kelaparan di tempat ini.
"Apa yang harus aku lakukan."
"Gunakan barang yang kamu bawa." Bisikan itu kembali terdengar.
Lelaki itu bergegas membuka kantong yang disimpan di saku celananya.
"Mana yang harus aku pilih terlebih dulu," gumamnya tampak bingung.