Pagi harinya.
Juna siap untuk menjemput Diana, bahkan jauh dari jam kerjanya. Niatnya malahan ingin mengajak wanita itu breakfast bersama.
"Emang ada ya, kantor buka jam segini?" sindir Riko sembari melirik ke arah jam tangannya.
"Gak usah ikut campur urusan orang!"
"Galak banget, harum ya, bau parfum orang yang lagi jatuh cinta ...."
"Riko! Stop! Mendingan kamu pergi sana, ke mana kek, di rumah mulu apa gak bosen?" cetusnya.
"Ya, sebetulnya sih, bosen banget ya. Gak ada hiburan apapun di sini, hampa! Tapi, sayangnya papa kamu belum kirim uang, jadi gimana ya ...."
"Bilang aja modus, mau minta duit. Nih, sekarang keluar sana bikin mata sakit aja!"
Juna bahkan tak menghitung berapa jumlah uang yang dia berikan dan main menyerahkannya begitu saja.
"Gitu dong, sama saudara sendiri jangan pelit. Aku pergi dulu, berhubung kamu dah baik, jadi aku doakan pendekatannya lancar, biar gak kelamaan sendiri," bisiknya.