Sore hari.
Wisnu berkunjung ke rumah Amira untuk menemui calon istri. Di taman itu, menjadi saksi, kebimbangan keduanya untuk mempercepat tempo pernikahan.
"Kondisi Amira yang saat ini, seolah membuat penghalang bagi kita untuk segera menikah," ucapnya.
"Mas, aku minta maaf ..., tapi tak mungkin kalau aku bersenang-senang, sedangkan putriku sendiri sedang berduka," jawab wanita itu.
"Maka dari itu, kalau kamu masih mau menunggu, pernikahan kita bisa ditunda beberapa bulan ke depan. Kebetulan aku harus mengurus bisnis ke luar negeri, kalau kamu mengijinkan untuk aku berangkat ke sana," ucap Wisnu.
"Mas, kamu yakin? Kita harus berjauhan?"
"Sayang, menikah itu juga butuh modal. Kebetulan ini proyek yang sangat besar, aku gak bisa menyia-nyiakan kesempatan," jawabnya.
"Aku gak sanggup menahan rindu ...."
"Kita pasti bisa lewati semua ini, bersama," potong Wisnu, merangkul bahu wanitanya.