Suara langkah kaki mendekat ke dalam ruangan itu. Seorang wanita muncul, dengan senyum penuh ketulusan. Saat juga memandangnya, ingin sekali rasanya dia berlari ke pelukannya. Wajahnya yang penuh ketenangan, meski dia tahu tidak dengan hati dan pikirannya saat ini.
"Syukurlah, doaku terkabul. Kamu bisa membuka mata kembali, dan melihat dunia ini," ucap Luna.
"Jangan tinggalkan Juna lagi," pinta lelaki itu mengecup kedua telapak tangan sang mama.
Pandangannya beralih ke arah Amira.
Wanita itu melihat tubuhnya dari ujung kaki sampai kepala, kalau suster sampai tahu dia melanggar aturan dan main masuk ke ruangan itu, yang ada Amira akan dibawa paksa.
Sebelum dia pergi, Juna akan meluruskan niatnya untuk meminta maaf terlebih dulu kepadanya.
Di rumah Alex.
Meski lelaki itu tak keluar dari kamar, sejak Luna pergi, tapi putranya tetap setia menjaga di ruang tamu. Dia tak akan membiarkan papanya pergi ke manapun sampai Amira membawa mama mertuanya pulang ke rumah itu.