"Seneng, Pa?" tanya Juna saat mereka turun dari atas panggung.
"Em, sayang, kamu tunggu di sini dulu sepertinya aku harus bicara dengan putraku," pamit Wisnu.
"Kenapa gak di sini saja? Oh, Papa takut kelakuannya terbongkar dengan ...." Juna mengarahkan bola matanya kepada calon istri sang papa.
"Juna, jangan buat masalah di acara penting ini, ayo keluar."
Lelaki itu menyeretnya agar menyingkir. Di depan rumah, barulah Juna melakukan perlawanan.
"Pa, Juna sudah tahu semuanya ya, Papa sengaja menjebak agar kami menikah!"
"Baguslah, kalau kamu sadar apa yang Papa inginkan. Selama ini, Papa hanya bisa melihat teman-teman menggendong cucunya. Semua anak mereka yang bahkan usianya lebih muda dari kamu, sampai sekarang sudah punya dua atau tiga buah hati. Kapan kamu memikirkan perasaan, Papa?" tanyanya.
"Harusnya Papa juga ngerti perasaan Juna, cinta itu gak bisa dipaksa," jawabnya dengan tegas.