"Pasti kamu kelelahan." Anxel mengusap benak wanita itu.
"Aku taruh sini ya, minumnya. Aku harus semangat lembur malam ini, demi Amira!" tekadnya.
Anxel yakin, karena kehamilan Amira, pastinya kebutuhannya juga bertambah berkali-kali lipat nantinya.
Pagi ini.
Amira akan menepati janjinya, untuk membantu persiapan tunangan sang mama.
"Pokoknya kamu jangan pulang kalau aku belum datang jemput, terus nanti jangan angkat-angkat barang yang berat. Ingat, kamu itu lagi hamil." Anxel terus saja memberikan aturan-aturan yang justru membuat Amira tak nyaman.
"Amira hamil?" Mamanya baru saja keluar tak sengaja mendengar sepenggal pembicaraan keduanya.
"Mama gak tahu, maaf ya ..., kamu pulang saja sayang, Mama gak mau terjadi apa-apa sama kandungan kamu," tuturnya.
"Anxel, Ma, Amira gak kenapa-kenapa. Semua orang terus saja melarang Amira melakukan ini dan itu. Amira pengen bebas!" Wanita itu menghentakkan kakinya, lantas kembali masuk ke dalam rumah sang mama.
