"Kita harus cepat, Mira."
Tok, tok, tok!
Lama mereka berdiri di depan rumah itu, tanpa ada seorang yang muncul dari dalam sana.
Amira mengintip lewat jendela tiada tanda pergerakan sama sekali.
"Siapa itu yang datang." Diana kembali menyembunyikan diri, ketika tahu, keberadaan Amira.
"Gawat, aku harus kasih tau Rangga sekarang." Kebetulan lelaki itu juga masih ada di salah satu kamar yang ada di rumah itu.
"Rangga, bangun! Amira ada di depan," ucapnya.
"Apa! Sama siapa?"
"Lelaki, aku gak tahu, dia udah paruh baya. Kamu lihat aja sendiri, sekarang kita harus bagaimana?"
"Jangan panik dulu, nanti aku malah gak bisa mikir!" bentak Rangga.
Lelaki itu terdiam beberapa saat, lantas kembali mendongakkan kepala menatap ke arah Diana.
"Kamu buka pintu, sambut mereka seolah tidak ada apa-apa," suruhnya.
"Tapi, gimana dengan Juna?"
"Biar itu menjadi urusanku, kamu gak perlu khawatir, aku bakalan bawa dia ke tempat yang aman nanti," jawabnya.