"Aku gak menyangka kamu akan mengatakan ini, terima kasih!"
"Mas, lepaskan, aku gak bisa napas! Kamu hampir saja membunuhku," kesalnya.
Lelaki itu mencubit pipinya, terlihat begitu gemas. Dia mengeluarkan cincin yang sempat ditolak oleh wanita yang kini tertawa lepas di depannya.
"Aku pasangkan, ya?"
"Apa tak sebaiknya kita tunggu anak-anak saja?"
"Benar, tapi mereka sedang sibuk dengan urusan istri kedua Anxel."
Wanita itu secara tiba-tiba mengulurkan jemarinya. Meminta cincin itu untuk dipasangnya. Kode tersebut, sepertinya tak cukup dimengerti oleh Wisnu.
"Ini maksudnya apa?"
"Jadi, kamu gak mau melingkarkan cincin itu ke jari manisku?" sindirnya.
"Tentu saja." Begitu cincin itu terpasang bersamaan dengan suara petir, yang terasa begitu dekat.
Mama Amira sampai menjerit, hujan kembali turun dengan deras, dengan segera lelaki itu mengarahkan kursi roda untuk kembali masuk ke dalam rumah sakit.
Malam hari.
