Amira duduk menemui Juna di depan rumahnya. Wanita itu belum berani mengatakan apapun. Sepertinya Juna sedang bersedih. Satu tangan yang dia gunakan untuk menyangga dagu, dengan lamunannya.
"Aku sudah menemukan cara!" teriak Anxel yang baru saja keluar.
"Husst!!"
"Kalian kenapa pada diem? Jun, kenapa tuh muka ditekuk aja? Oh, putus cinta?" tebaknya.
"Anxel, bisa gak jangan ganggu Juna dulu?"
"Mulai sekarang, kita lupakan rencana untuk mencari mama kandungku." Lelaki itu berucap, dengan berat hati.
"Kenapa, Jun? Padahal kami berdua sudah menyiapkan suatu rencana yang bagus loh?"
Juna menceritakan tentang pertemuan kedua orang tuanya tadi.
"Juna, bisa saja mereka hanya berpura-pura, ya, semacam gengsi gitu?" tanya Amira.
"Dikira kamu apa gengsi?" sindir Anxel.
Amira tak menanggapinya.