"Benar kamu pelakunya. Karena ini, aku dan Amira bercerai!"
"Harusnya kamu senang Mas, kita bisa hidup bahagia setelah ini," sahutnya.
Plakk!!
Untuk pertama kalinya, tangan Anxel melakukan kekerasan kepada wanita, dan lebih buruknya lagi dia adalah istrinya sendiri.
"Pak, sadar!"
"Mas, kamu tega!" Air mata Andin berhasil menetes.
Nara merasa serba salah kini, Anxel yang sudah pergi keluar, sementara Andin, masih menangis di tempat.
Di rumah Amira.
Rasa lega berhasil menyelimutinya. Wanita itu berada di halaman rumahnya, tepatnya di depan sebuah tempat sampah.
Semua barang yang kiranya bisa membuat dirinya mengingat Anxel, akan dia bakar, di tempat itu sekarang juga. Besarnya api yang dia ciptakan, mampu memakan semua barang itu dengan cepat, hingga hangus tak bersisa.
"Amira, apa yang kamu lakukan di sini ...." Juna baru saja datang, hendak mengetuk pintu, tapi bau asap yang menyengat, membawanya sampai ke tempat ini.