"Mas, harusnya kamu senengin aku malam ini, kenapa malah tidur duluan, sih!" Berkali-kali Andin mencoba membangunkannya tapi percuma.
Bayangan malam pertama yang dia inginkan, kini putus sudah.
Andin tak sengaja menemukan sebuah kertas dari saku jas milik Anxel. Di mana tertera di sana, bahwasannya lelaki itu mempunyai hutang, entah untuk apa dia melakukannya.
"Gak mungkin, uang suamiku itu banyak kalau dia sampai hutang kayak gini, berarti ..., dia mau bangkrut? Aku gak mau hidup susah!"
"Kenapa aku gak coba rebut aja warisan yang seharusnya untuk anak Amira itu. Kalau dia tak mau memberikannya secara suka rela, aku sendiri yang akan memaksanya, dengan caraku," ancamnya terdengar sangat jahat.
Pagi ini Amira lebih semangat dari biasanya. Dia mengenakan kemeja putih, dengan rok yang tidak terlalu pendek, wanita itu keluar dari kamarnya.
"Kamu mulai kerja sekarang?" tanya sang mama.
"Iya, Amira rasa sudah siap untuk memulai lembaran baru," jawabnya.