Anxel terkejut, karena begitu banyak orang yang datang ke acara pernikahannya yang kedua.
"Andin, kamu yang ...."
"Iya, aku mengundang mereka. Aku juga pengen pernikahanku disaksikan orang lain," potongnya.
Semua juga sudah terjadi, tak mungkin Anxel menyuruh mereka semua pulang.
Di rumahnya.
Amira sedang merasa bimbang, harus datang atau tidak ke acara itu. Mengingat perkataan Andin kemaren, membuatnya ingin sekali hadir. Tapi, hatinya tak akan kuat.
"Amira, baju yang Lyra pakai, kebalik!" tegur sang mama.
Amira tersentak, karena melamun, bagian yang seharusnya ada di belakang kini salah dan menjadi bagian depan.
"Kamu ini kenapa? Mengganti pakaian sampai gak fokus gitu?"
Mamanya membawa undangan yang Amira tinggalkan di meja depan.
"Suami kamu menikah hari ini?" tanyanya kini duduk di atas kasur Amira.
"Iya, Ma ...."
"Jangan datang ke sumber sakit hati, Mama tidak ijinkan," sahut mamanya.