"Do'akan ya, Bu, pak." Naya mencium punggung tangan Asih, sedangkan kepada ayah Dito hanya memberikan senyuman saja.
Sejak keberangkatan menuju tempat tujuan, Dito sudah tidak fokus dengan perhiasan berharga yang melingkar di jari Naya. Ia sangat ingin bertanya dengan keberasalan cincin itu, tapi Dito memilih bungkam dan hanya kedua matanya lah yang bergerak mencari tau dari mana cincin itu berasal.
Akhirnya Naya pun berpisah dengan keluarga Dito setelah mereka berlama-lama di ruang tunggu. Acara akan dimulai dan semua peserta berkumpul di tempat yang sudah disediakan. Berdampingan dengan orang tak dikenal tentu menjadi hal yang wajar bagi Naya karena sebelumnya ia sudah berpengalaman berada di lingkungan baru.
"Ya Allah, semoga acaranya lancar." batin Naya menggertak.