Endru masih terus berjuang untuk meluluhkan hati Eliza, sepuluh kali ia mencoba makan 100 kali Eliza menolaknya. Tapi dia tetap tidak menyerah. Baginya apa yang dilakukan Eliza saat ini adalah wajar karena apa yang dilakukannya dulu sangat keterlaluan.
"Bisa gak sih kamu berhenti mengikutiku?" bentak Eliza di suatu pagi ketika melihat Endru yang sudah menunggunya di pintu rumah. Endru tidak menjawab, dia hanya diam mematung di sana."Kalau kau terus seperti ini, sama saja kamu membuat anak yang dikandunganku ini mati!"
"Jangan bicara seperti itu El, tidak baik …."
"Terserah kamu mau bilang apa! Tapi itu semua karena ulahmu!"
"Iya aku tahu aku salah, makanya aku mau minta maaf sampai kamu mau memaafkan aku."
"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau memaafkanmu, paham?!"
"Aku yakin, kamu masih punya hati. Aku yakin aku perjuanganku untuk anak dan istriku tidak akan sia-sia."
"Terserah!"