Sekitar 20 menit menunggu akhirnya Endru muncul juga, dia melambaikan tangan dari ujung koridor kantin. Eliza menyambutnya dengan senyum.
"Maaf ya Sayang … sudah buat kamu lama menunggu," ujar Endru lembut.
"Gak apa-apa, menunggu untukmu bukan hal yang buruk untukku," sahut Eliza tersenyum.
Endru tergelak, "Sejak kapan istriku jadi jago gombal?"
"Sejak aku menemuan kamu, Sayang?" tambah Eliza lagi. Endru segera merangkul pundak istrinya, mereka layaknya pasangan suami istri yang sedang berada pada fase cinta-cintanya.
Mereka keluar dari kantin dan menuju parkiran. Tangan mereka tidak pernah putus untuk bergandengan. Begitu juga dengan senyum diantara mereka.
"Cie … yang pengantin baru, gandengan terus … jangan kasih kendor," teriak seseorang dari belakangnya. Eliza dan Endru serentak menoleh ke belakang. Ternyata Mutia, Eric dan anak mereka.
"Eh, Mbak Mutia … sedang imunisasi ya," sapa Endru.
"Iya Dok. Gimana bulan madunya Dok? Mantep gak?"