89
Endru mendengar semua percakapan Eliza dan Ibu Fadila. Endru menjadi pesimis, karena mendengar kalau Eliza memang tidak ada rencana untuk mencari Bapak untuk Gading.
"Apa aku menyerah saja? Toh semua segala apa yang sudah kulakukan hanya sia-sia sampai saat ini, aku juga tidak mengerti apa lagi yang harus kulukukan untuk meyakinkan Eliza," pikirnya.
Semalaman Endru tidak dapat tidur dengan nyenyak, pikirannya terbang pada semua perkataan Eliza. Dia tidak yakin untuk terus berjuang, tapi tidak ingin mundur begitu saja.
"Ah, sudahlah … perempuan bukan dia saja! Masih banyak di luar sana yang lebih baik dari pada Eliza. Kenapa aku harus mengemis cintanya dia."
Endru memaksa hati dan pikirannya untuk menghempaskan Eliza, menghapus Eliza dari hidupnya. Dia sudah berusaha semampunya, tapi kalau tidak mendapat tanggapannya memang lebih baik diitnggalkan.
***