Endru terus mencoba memahami 2 laporan dari kertas itu. Dia mencermati, 1 pesanan kamar atas nama Eric, 1 lagi atas nama Eliza.
"Apa mungkin Eliza punya hubungan dengan laki-laki ini dan mereka sudah sangat memiliki hubungan yang sangat dalam, dan ternyata laki-laki ini adalah suami orang lain, dan yang kemarin marah-marah adalah istri dari laki-laki itu?" gumam Endru.
Dia masih belum bisa memecahkan teka-teki tersebut sampai 2 hari, tidak ada petunjuk apapun untuk memecahkannya.
"Dok … pasien atas nama Ibu Mutia sudah datang," ujar suster dari pintu.
"Oh iya, suruh saja masuk …."
Endru menggulung kertas itu dan memasukkannya ke laci. Dia kembali fokus ke dunia kerjanya.
"Pagi Dok …," sapa Mutia yang datang sendiri.
"Pagi Ibu Mutia, sendiri saja Bu? Suaminya mana?"
"Ya begitulah Dok," ujar Mutia tersenyum kecut.
"Gak apa-apa, Ibu Mutia mandiri kok … cukup kuat untuk berdiri di kaki Ibu sendiri."
"Amin."
"Gimana Bu, apa ada kendala untuk kesehatannya?"