Kelahiran anak peremupan Eric sangat disambut bahagia oleh keluarga Eric. Mereka tidak henti-hentinya memberikan hadiah pada Mutia dan anaknya. Satu sisi Mutia sangat senang tapi di sisi lain ia juga takut. Takut akan diceraikan Eric, seperti perkataan Eric beberapa bulan lalu. Sampai memasuki hari ketiga pasca melahirkan, mereka berdua belum membicarakan masalah itu lebih lanjut.
Mutia bisa melihat reaksi Eric yang cendrung datar ketika melihat puteri mereka. Dia bukan seperti orang-orang yang antusias menggendong atau menimang anak pertamanya.
"Mas Eric …," panggil Mutia. Kebetulan mereka sedang berdua di dalam ruangan itu.
"Iya Mut, kau butuh sesuatu?"
"Ehmmm, enggak Mas. Aku hanya ingin bicara saja, bisa mendekat ke sini?"
Eric mengangguk, dia menarik kursi ke sebalah Mutia. "Ada apa Mut?"
"Mas … anak kita sudah lahir. Setelah ini bagaimana?"
"Maksud kamu?"
"Beberapa bulan lalu … Mas pernah bilang kalau akan pisah denganku setelah anak kita lahir kan?"