Semalaman Eric terus menangis, hatinya hancur berkeping-keping. Dia meratapi nasib yang tidak berpihak padanya. Keadaan Eric yang sangat menyedihkan itu menyayat hati Ibu Sasa, dia tidak tega membiarkan anaknya menderita.
"Ric, sudah dong Nak. Jangan diratapi begini terus .…"
Eric tidak menjawab, wajahnya murung dan tatapannya kosong. Nyawa Eric seperti terpisah dari badannya. Diajak bicara apapun tidak akan dijawab.
"Ric, demi Mamah tolong kamu jangan seperti ini Nak .…" Ibu Sasa tidak kuasa menahan air matanya. Dia merasa sangat tersiksa dengan keadaan Eric yang sekarang. Ibu Sasa mendekat, dan mendekap tubuh Eric. Tapi Eric tidak meresponnya, tatapannya tetap kosong.
Mia melihat semua itu dari pintu kamar Eric, "Eric benar-benar hancur." batinnya. "Eliza harus tanggung jawab atas semua ini, kalau sampai Eric kenapa-kenapa Eliza harus menanggung semuanya," ujar Mia di dalam hatinya.
Mia melangkah masuk, "Mah, biar Eric sendiri dulu."